kisah percintaan Ricis dan Atta. ini hanyalah Fanfiksi dan rekaan penulis saja. Doakan mereka benaran berjodoh,karena di dunia wattpad mereka tidak terpisahkan.
RICIS
Dia lelaki yang berarti bagiku, aku sulit melupakannya walaupun dia menyakitiku. k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku hanya ingin kamu katakan Perasaan kamu padaku.. Sejujurnya...
ATTA
Aku merasakan sentuhan tangannya membelai lembut setiap helai rambutku, ingin rasanya aku menahan jemarinya dan menyatukannya dalam genggaman hangatku. Namun nampaknya nyali ku tidak segede itu, jantungku detakannya terlalu kuat hanya sekedar merasakan keromantisan yang seperti itu.
" Atta..."
Suara bisikannya lembut dan bergetar. Aku ingin menjawab tapi itu sama saja akan membatalkan keinginanku untuk tahu sebenarnya apa yang ingin dia sampaikan.
"Makasih untuk selalu menemani gue dalam sedih dan bahagia...lu kembali menjadi diri lu yang dulu, yang selalu mensupport gue kapanpun gue butuh dukungan. Sungguh gue nggak bisa membalas perbuatan baik lu ta..."
Satu aja yang aku minta cis, cintai aku. Sudah, itu saja.
Aku merasa suaranya semakin bergetar dan ada isakan pelan yang terdengar.
"Gue cengeng ya ta...lu pasti kira w nggak waras soalnya w curhat ma orang tidur..."
Ahahhahhaha...iya beb...tapi aku juga nggak waras semenjak kamu nggak berhenti membelai lembut rambutku. Nafasku tercekat dan aku butuh banyak oksigen untuk berpura pura akting sepulas ini.
"Ta..."
Iya sayang...
"Maafin gue ya..."
Kenapa sayang?
"Gue sadar gue jahat karena---" isakan itu terdengar lagi. "Karena gue menceritakan perasaan gue tentang orang lain ke elu...seperti Nggak toleran ma hati lu...walau Gue nggak yakin lu suka ma gue tapi gue yakin rasa dulu pasti masih ada walaupun sedikit. Gue nggak bisa kayak elu kalau gue ada di posisi lu,ta..."
Aku menenangkan hatiku yang hampir runtuh, yah pertama, akhirnya dia memahami juga perasaan sebenarnya di hatiku Ketika harus berkorban demi dirinya, dan kedua aku nggak tahan mendenagr curhatannya yang penuh dengan kesedihan ini. Aku takutnya aku ikutan sedih ntar kan nggak asik aja.
"Lu emang bego ya ta..."
Astagfirullah, dia ngebully gua nih..sepintar ini dibilang bego? Waaahhh parah..parah...mau berantem dimana kita? Di kamar? Hayuuuk!
"Bego yang nggak pernah gue temui belakangan ini pada lu, tapi baru baru ini muncul...kenapa lu mau aja korbanin waktu lu hanya untuk menemani gue ke luar kota dan sama sekali bukan menyangkut tentang lu dan pekerjaan lu,ta...kenapa?Gue masih mencari arti semua ini..perasaan lu ma gue...apa Ta? Apa perasaan lu selama ini ma gue?"
