kisah percintaan Ricis dan Atta. ini hanyalah Fanfiksi dan rekaan penulis saja. Doakan mereka benaran berjodoh,karena di dunia wattpad mereka tidak terpisahkan.
RICIS
Dia lelaki yang berarti bagiku, aku sulit melupakannya walaupun dia menyakitiku. k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Atta, Kamu, kamu, dan kamu Yang aku inginkan. Namamu yang selalu ingin ku pendam di dasar hati. Aku tak ingin yang lain, aku hanya ingin kamu.
RICIS
Aku tersentak ketika Ariela dan Vero mendekati kami namun ada rasa kelegaan dan rasa bersyukur karena nafasku yang sesak seperti tercekat akhirnya berhembus dengan teratur lagi. Sungguh aku tidak menyangka Atta akan senekat itu padaku, tatapan dalamnya yang membuat aku takut.
Ya Allah, dia kok tiba tiba romantis?
Apa dia sudah putus dengan tunangannya? Aku harus cari tahu informasi mengenai hal ini.
"Atta...lu kok nggak ngasih tahu kita kalau Qahtan di rumah sakit." Ariela cemberut dan melemparkan pandangan jutek ke Atta.
Dia juga tersenyum tipis dan sinis ketika melihatku. Aku ingat terakhir kali kami berkomunikasi. Permintaannya untukku supaya tidak mengambil Atta darinya, dan ucapannya itu benar benar membuat luka di lubuk hati.
Namun bagaimana sekarang? Apa dia masih ada hati dengan Atta?
Walaupun aku sering melihat igsnya yang dekat dengan tim Atta namun aku belum yakin kalau mereka sangat dekat.
Lalu bagaimana dengan tunangan Atta? Ah aku rasa Ariela tidak akan peduli.
"Sorry guys...aku terburu buru."
"Sans der..."
Vero menatapku sejenak dengan tatapan yang agak aneh. Nah dengan nih cowok aku juga udah lama nggak komunikasi sejak ada insiden dulu.
Huuuft...
"Ehmmm..." Atta membuat aku canggung ketika dia menangkap aku menatap Vero.
"Kalau mau menjenguk besok pagi aja."
"Ooo ditentuin waktunya ya der?"
"Ya soalnya dia kan di rawat di intensive room."
"Oh iya."
"Eh kita ngobrol di sana kuy..." Ariela menunjuk sebuah bangku panjang. "Capek berdiri aja!"
"Iyalah.." Atta menghela nafas lalu menatapku lelah.
