kisah percintaan Ricis dan Atta. ini hanyalah Fanfiksi dan rekaan penulis saja. Doakan mereka benaran berjodoh,karena di dunia wattpad mereka tidak terpisahkan.
RICIS
Dia lelaki yang berarti bagiku, aku sulit melupakannya walaupun dia menyakitiku. k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku tidak bisa membawa hatiku menuju tempat yang aku inginkan. Semua sepertinya menghancurkan hatiku, terlihat aku lengkap tapi aku tidak pernah menjadi lengkap tanpa dirimu yang sekarang benar benar menghilang.
◇RICIS◇
"BA-BANATTAAA!!!"
Tubuhku seketika tertarik hingga masuk ke dalam kolam renang. Rasa terkejut, malu, berdebar debar, kesal semuanya bercampur menjadi satu.
Atta sialaaan!!!
Atta langsung memercikkan air ke arah wajahku ketika tubuhku berhadapan dengannya, aku tetap menjaga jarak dengannya, berada dalam satu kolam saja membuatku serasa tidak bernafas apalagi jika berdekatan dengannya.
"Banatta!!"
"Apaaa??" Dia memercikkan lagi ke wajahku, aku menangkis dengan lenganku lalu dia tertawa, "balas dooong..." tawanya.
"Awas lu ya!!" Aku membalas memercikkan air ke wajahnya dengan kuat dan dia tertawa. "Eh mana kado tadi?"
Kado yang terlepas dari tanganku mengambang di sampingku, langsung aku menyambarnya.
"Ini dari lu kan?"aku masih penasaran dan butuh jawaban.
Atta menatap kado itu dan meraihnya dari genggamanku.
Lalu dia membuka kado. Diambilnya kalung itu,aku masih terdiam mengawasi setiap geriknya. Perlahan manikku bertemu dengan pandangan lembutnya yang membuat tubuhku memanas seketika walaupun sedang berendam di air yang teramat dingin.
Atta mengalungkan kalung itu dileherku yang tertutup jilbab yang membuat mataku melebar lagi, aroma parfum di badannya tercium kuat menyelimuti indera penciumanku.
"Siapapun yang memberikan kado ini, yang pastinya kado ini memiliki arti yang dalam bagi orang tersebut,"ujarnya lembut.
"A-apakah kamu yang punya kado itu?"
"Nggak! Tapi biar deh aku yang mengalungkannya untukmu. Biar kamu senang."
"Idddiiiiih ge-er lu, mau lu kalungin atau nggak gue nggak peduli. Lu kan bukan siapa siapa gue lagi..."
