kisah percintaan Ricis dan Atta. ini hanyalah Fanfiksi dan rekaan penulis saja. Doakan mereka benaran berjodoh,karena di dunia wattpad mereka tidak terpisahkan.
RICIS
Dia lelaki yang berarti bagiku, aku sulit melupakannya walaupun dia menyakitiku. k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ku semai di dalam hati
Kesedihan yang mengoyak kebahagiaanku yang terajut selama ini. Luka dari orang yang sama.
Ricis
Aku mempercepat langkahku setengah berlari langsung memencet tombol lift dan ketika aku masuk aku melihat lelaki yang terlalu menyakiti perasaanku berlari mengejarku namun dengn cepat aku menekan tombol lift dan pintu lift tertutup meninggalkan bayangnya.
Kenapa kamu mengejarku? Apa yang mau lu jelasin ke gue? Kenapa juga harus repot repot menjelaskan? Aku kan bukan siapa-siapa kamu,ta!
Aku mengusap kasar buliran deras yang menyentuh pipiku. Sudah lebih 2 hari ini air mata membendung kebahagiaanku hanya karena seorang Atta! Aku tidak berharap menghabiskan liburan dengan perasaan segundah ini.
Tidak membayangkan akan terjadi kejadian seburuk ini karena menurut kata hatiku tingkah laku Atta semalam menunjukkan kalau dia memiliki rasa cemburu ke Wisnu dan itu menguatkan hatiku kalau dia masih ada perasaan spesial padaku, karena alasan itu juga akhirnya aku merencanakan untuk mengungkapkan perasaanku padanya.
Aku udah sekuat ini, udah seyakin ini namun mungkin Allah punya rencana lain. Tapi sungguh sakit, sakit sekali hatiku melihat mereka saling menggenggam. Aku berharap tidak pernah melihat adegan romantis Atta dengan siapapun dengan kedua mataku. Aku nggak sanggup walaupun nantinya dia bukan milikku tapi aku nggak bisa melihat kemesraannya dengan cewek lain.
Aku menangis terisak ketika pintu lift terbuka aku berjalan gontai menuju kamar. Aku menatap jam yang melingkar di pergelangan tangan. Sudah pukul 23.00 huuufttt, tubuhku biasanya nggak selelah ini walaupun sudah melewati tengah malam, namun kali ini semua perasaan dan ragaku keletihan dan sakit.
Masih terbayang wajah wanita itu menatap Atta dengan penuh pengharapan, mungkin seharusnya aku yang ada di posisi itu namun tidak...itu semuanya hanya impianku, hanya khayalku yang tak akan jadi kenyataan. Atta sudah berbeda, dia hanya anggap aku....
ntahlah.
Aku menyeka air mataku. Aku ingin pulang, ingin memeluk mama, mbak oky dan mbak shindy. Aku kembali terisak.
"Icis..." tangan seseorang menyentuh pundakku menahan langkahku. Dan aku tahu siapa yang menahanku, aku nggak menyangka dia masih mengejarku."Sebentar, bisa aku menjelaskannya!"
Aku masih terdiam dan tidak memutar badanku menghadapnya. Aku malu jika dia melihatku yang terlihat menyedihkan begini. Aku menunduk.
