[☑]『 ᴘʟᴇɪꜱɪᴜʀ 』

ᴛ ʜ ʀ ᴇ ᴇ

ᴛ ʜ ʀ ᴇ ᴇ :

Rough, but soft in silence
❤➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

"Wow... wow! Ada apa dengan wajahmu?" Retina temannya melebar ketika mendapati warna biru pada pipi Renjun serta bekas sobekan kecil di sudut bibirnya. Apa dia lagi-lagi membuat masalah dengan lidahnya yang tajam itu dan berujung pukulan? "Kau berkelahi dengan siapa?"

Renjun masih menunjukkan raut malasnya, mengabaikan tatapan orang-orang di lorong kampus; yang mungkin juga penasaran akan luka-luka di wajahnya.

"Lee Jeno."

"What?!"

"..."

"Maksudmu Lee Junhee? Lee Yunho?"

"..." Renjun menghentikan langkahnya seketika. Menatap sahabatnya dengan tatapan khas datarnya yang seperti biasa. Melihat keseriusan itu, Hyuck tentu saja terkejut.

"Benar-benar Lee Jeno? LEE. JE. NO?!"

"Ada berapa Lee Jeno yang kau tahu?" Kemudian pemuda yang lebih pendek kembali melanjutkan langkahnya, disusul oleh Hyuck disampingnya yang masih menunjukkan ekspresi tidak percayanya.

"Apa yang kau lakukan sampai dia memukulmu? Lee Jeno yang kutahu bukan orang seperti itu, Renjun. Kau pasti telah melakukan sesuatu hingga membuatnya marah!" Renjun mengernyitkan dahinya pada statemen temannya. Kenapa Hyuck begitu ngotot membela pasangan itu? Kenapa semua orang seolah terhipnotis oleh mereka?

"Tch." Pemuda bersurai honeybrown itu memilih untuk mengabaikan pertanyaan-pertanyaan sahabatnya dan masuk ke dalam kelasnya.

Yang tak pernah ia sangka akan bertemu mata dengan seseorang yang telah memukulnya kemarin malam.

Semester ini dia memiliki kelas yang sama Lee Jeno?!

Shit!

🐾

"Jun, aku ada kelas sekarang. Kau ke kantin sendiri tidak apa 'kan?" Hyuck berkata sembari membereskan buku-bukunya. Kelas mereka baru saja selesai lima menit yang lalu. Renjun menatapi temannya, menghela nafas kemudian. Apa boleh buat?

"Hm," jawabnya. "Take care. Jangan tidur di kelas." Hyuck mendengus.

"Ye, momma."