ᴛ ᴡ ᴇ ɴ ᴛ ʏ ᴏ ɴ ᴇ

15.8K 2K 255
                                    


ᴛ ᴡ ᴇ ɴ ᴛ ʏ ᴏ ɴ ᴇ :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴛ ᴡ ᴇ ɴ ᴛ ʏ ᴏ ɴ ᴇ :

a movie date?
❤➖➖➖➖➖➖➖➖➖






Gelap memenuhi pandangan mata, namun kerlap-kerlip cahaya langit masih memanjakan. Suara serangga saling bersahutan, seolah-olah sedang membuat orkestra di malam yang tenang.

Renjun, di kursi belajarnya, tampak memutar-mutar pensil di tangannya. Pandangan lurus kearah jendela kamarnya yang terbuka, menampilkan cahaya bulan yang melewati gordennya dan mengenai wajahnya. Sementara itu, di depannya ada sketsa wajah dua orang pemuda yang terlihat sedang duduk ditangga dengan tangan saling menggenggam.

Ia bahkan tak menyadari dan sama sekali tak memiliki alasan kenapa ia harus menggambar sketsa itu. Semua terjadi di luar logikanya.

Salahkan mereka yang tampak seperti karya seni yang indah...









Namun sejujurnya, Renjun tak menginginkannya...

Jatuh cinta?

Lebih terdengar seperti pintu menuju penderitaan. Dimana lebih banyak kisah sedih dari pada kisah bahagia di dalamnya.

Meskipun ia berusaha mencari tahu tentang apa yang sedang dirasakannya, ia tetap saja tak mengerti. Kenapa harus dia diantara semua orang di dunia ini yang jatuh cinta pada orang yang salah?







Mereka adalah sepasang kekasih.

Yang dilihat dari sisi mana pun mereka saling mencintai dan takkan mudah terpisah. Kehadirannya ditengah mereka justru tampak seperti pajangan saja.

Renjun tak pernah bisa membayangkan dimanakah posisi yang pantas untuk dirinya. Perasaan itu rasanya tidak berguna. Toh semua hanya mimpi saja. Ia tak pernah memiliki tempat disana.

Malam itu... Renjun memutuskan untuk lebih serius melupakan tentang perasaan aneh itu. Mungkin lebih baik dia memang harus mencari rumah lain untuk disinggahi.







Diraihnya ponsel diatas meja, menskrol kontak di dalam listnya dan mencari nama tertentu disana. Ketika sambungan itu terhubung, Renjun tak berbasa-basi lagi,

"Lucas,"

"...."

"Apa kau mau mengerjakan tugas kita besok sore di cafe biasa?"

"...."

"Oke," Renjun menatap jam beker di atas meja belajarnya dengan pandangan kosong. Pikirannya terasa campur aduk saat ini. "Aku akan menjemputmu di kelasmu besok."

"...."

"Lucas," Hembusan nafas perlahan yang keluar dari belah bibirnya. "Good night..."

[☑]『 ᴘʟᴇɪꜱɪᴜʀ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang