ᴇɴᴅ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ

25.5K 1.8K 1.1K
                                    

ᴇɴᴅ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴇɴᴅ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ :

not only a pleasure....
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖





🌱 warning! It mayhaps caused trembling.... or not. kekeke
----------------------------------------🌱















"Biarkan aku memikirkannya sebentar, Injun-ah... please..."













Siapa yang akan menyangka jika keduanya akhirnya pulang ke Seoul tanpa bisa membawa Jaemin? Bahkan saat Renjun telah mengucapkan berbagai kalimat cringey yang bahkan tak terbayang olehnya akan ia ucapkan pada seorang lelaki. Na Jaemin sialan! Kenapa dia harus jual mahal? Bukankah lebih mudah untuk berkata 'iya' dan mereka bisa melanjutkan liburan tanpa drama?

Dan sialnya lagi Jaemin belum kembali bahkan setelah perkuliahan dimulai lagi.

Dan yea, rencana liburan ke rumah Jeno gagal.

Awas saja jika anak itu kembali, Renjun akan menyumpat mulutnya itu dengan sandal!







Pagi ini, dengan suasana hati yang masih buruk, Renjun menuruni tangga kamarnya menuju ruang tengah. Menemukan Jeno disana tengah selesai membuat omelette; sarapan yang paling mudah dibuat.

Pemuda bersurai raven itu tidak ada kuliah hari ini; katanya hanya ada jadwal latihan karate selama sejam, sehingga ia tampak begitu santai dengan kaos putih tanpa lengan dan celana pendek.



"Morning, baby grumpy!"

"Morning, ㅡand am not grumpy, Jen!"

Jeno tertawa geli. Tangannya mengusak rambut ashgrey Renjun, yang baru saja di cat dengan alasan penghilang stress. Dia terlihat lebih menawan dan dewasa dengan warna rambut seperti itu. Totally his colour.





Renjun meletakkan ranselnya di atas sofa, kemudian mengambil gelas susu dan meminumnya perlahan. Rasa hangat yang mengaliri tenggorokkannya membuat Renjun mendesah pelan. Sejenak kekesalannya tadi menghilang. Pemuda mungil itu kemudian mengambil sendok, berdoa dan langsung menyantab masakan Jeno.

Harus ia akui, Jeno mulai pandai memasak.






"Jaemin akan pulang sore iniㅡ"

Uhhuk!

"B-Benarkah?"

"Hm, jadi jangan kemana pun dan cepat pulang, oke? Kita harus memarahinya bersama."

"TENTU SAJA!" Renjun menyahut dengan penuh semangat. Ia mencengkeram sendoknya dan menusukkannya pada omelette dengan semena-mena. Jika dalam komik, mungkin matanya sudah berapi-api hingga sampai ujung kepala. Ia kesal sekali karena Jaemin pun sama sekali tak menghubungi mereka. "Akan aku cat rambut jeleknya menjadi biru! Wajahnya itu juga akan ku cat biru! Smurfmin, alright?"

[☑]『 ᴘʟᴇɪꜱɪᴜʀ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang