ᴛ ʜ ɪ ʀ ᴛ ᴇ ᴇ ɴ

16K 2.1K 162
                                    

ᴛ ʜ ɪ ʀ ᴛ ᴇ ᴇ ɴ :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴛ ʜ ɪ ʀ ᴛ ᴇ ᴇ ɴ :

"you can be better than this" sicheng.
❤➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖









"Aku bilang tidak usah!"

"Nah, too bad," Jaemin nyengir, tak peduli pada balasan Renjun. "Kami akan tetap mengantarmu ke halte bus." Renjun menatap pemuda bersurai pinkish itu dengan ekspresi datarnya. Kenapa Jaemin itu keras kepala sekali? Argh! Ia gemas sekali ingin menonjok wajah manisnya yang selalu tersenyum itu.

Sayangnya ia tak mau kena balasan dari Lee Jeno. Ia masih ingat jelas rasanya ditonjok oleh tangan Jeno yang besar itu, oke.





Jeno, dari balik punggung Jaemin, memberinya isyarat dengan mata dan dagunya untuk menuruti ucapan kekasihnya.

'Turuti saja atau Jaemin akan membunuh kita berdua' yeah, kira-kira seperti itulah yang ia maksudkan.

Renjun mengerang kesal.

Menghentakkan kaki kecilnya sekali, pemuda manis itu langsung berbalik pergi dengan ekspresi cemberut. Ia tak peduli apakah dua cecunguk itu mengikutinya atau tidak ㅡwalau yeah... kenyataannya Jaemin dan Jeno tetap berjalan mengikutinya dari belakang dengan saling bergandengan tangan.

Damn! Love bird.






Renjun masih tidak menyukai mereka.

Namun untuk kata 'benci' sepertinya lambat laun perasaan itu memudar. Kini ia hanya merasakan hubungan love-hate friendship seperti yang ia rasakan pada Hyuck. Meskipun merasa aneh.. dan gengsi tentu saja, namun Renjun berusaha sebanyak mungkin untuk mengabaikan perasaan itu.

Ia juga tak mau merusak pertemanannya dengan Chenle hanya karena ia seorang homophobicㅡ isn't he, or not anymore?

Hhh, Chenle... bukankah dia terlalu mudah memaafkannya?

I don't deserve Chenle, batinnya.

Tapi, meskipun ia bisa menerima sebagian kecil dari mereka, jangan pikir juga Renjun telah menerima seluruh kalangan LGBT disekitarnya. Ia masih sering berdecih dan merasa jijik ketika melihat lovey-dovey pasangan lain.

Jangan salahkan dia... semua butuh waktu, bukan?






"Nah, berikan ini pada keluargamu."

Renjun mengernyit melihat paper bag warna merah jambu yang diulurkan Jaemin padanya ketika ketiganya telah mencapai halte dekat asrama mereka. Jeno masih setia mengekor tanpa banyak patah kata yang keluar dari bibirnya.





[☑]『 ᴘʟᴇɪꜱɪᴜʀ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang