ᴇ ʟ ᴇ ᴠ ᴇ ɴ

17.2K 2.2K 249
                                    

ᴇ ʟ ᴇ ᴠ ᴇ ɴ :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴇ ʟ ᴇ ᴠ ᴇ ɴ :

trying to figure it out (2)
❤➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Be aware! A bit smut voices!










Jaemin dan Chenle masuk dengan tergesa setelah Dr. Chittapon keluar dari ruang kesehatan. Pria yang lebih tua itu sampai terheran karenanya.

Bahkan Jaemin yang sudah sangat mengenalnya sama sekali tak menyapa. Dokter itu menggedikkan bahunya, melangkah keluar dari ruangan karena ia hendak ke kamar mandi.


Setelah masuk, Jaemin langsung memposisikan dirinya duduk diranjang Renjun sementara Chenle hanya berdiri disampingnya sembari memegangi kedua tali ranselnya. Keduanya sama-sama berfokus pada Renjun yang menatap keduanya dengan alis terangkat sebelah, heran dengan kelakuan absurd mereka.





"Bagaimana kaki gege?"


"Kau baik-baik saja? Tidak parah 'kan?"

Renjun menatap datar dua pemuda didepannya. Ia terlihat tengah berbaring diranjang dengan santai. Ditangannya terdapat ponsel yang sedang men-load sebuah aplikasi game. Ia terlihat biasa saja, tampak tak kesakitan sedikit pun. Dahi Jaemin mengernyit.

"Kau tidak apa-apa..." Tahunya Renjun malah berdecak.






"Kau dan otak kecilmu ituㅡ" Dipukulnya kepala Jaemin hingga yang lebih muda meringis sakit. "ㅡkau pikir aku terkena apa hah? Kakiku tidak akan patah hanya karena kejatuhan buku. Berlebihan sekali."

"Sudah kukatakan 'kan, hyung? Kau itu berlebihan."

Chenle ikut menyahut. Sudah sejak tadi ia memberitahukan hal yang sama pada Jaemin kalau kekhawatirannya itu sangat berlebihan.

"Lalu kenapa lama sekali di dalam?"

"Well, aku tertidur sebelum Dr. Chittapon memintaku segera keluar karena dia ingin pulang ke rumah." Renjun mematikan layar ponselnya sembari bangkit dari posisinya. Tangannya meraih ranselnya yang tergeletak diatas nakas, kemudian mengecek buku-buku di dalamnya.






Chenle ingin mengatakan sesuatu lagi sebelum matanya justru menangkap gerakan jemari Jaemin yang menyingkirkan helaian poni Renjun dengan lembut, menatanya dengan rapih. Dahinya berkerut heran karena Renjun sama sekali tak bereaksi berlebih pada perhatian yang diberikan Jaemin.






Huh?






Apa dia terlalu sibuk mengecek ranselnya atau memang Renjun telah... berubah?






[☑]『 ᴘʟᴇɪꜱɪᴜʀ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang