[☑]『 ᴘʟᴇɪꜱɪᴜʀ 』

s ɪ x

S ɪ x :

Someone from the past
❤➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Zhong Chenle, dia tak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan mantan sahabatnya di kampus yang sama. Sudah cukup lama mereka tak bertemu karena Chenle masih berada di SMA dan juga karena Renjun pindah ke asrama. Sejak Renjun memilih untuk menjauhinya, Chenle tak pernah berani menghubunginya lagi.

Ia sedih, namun juga tak bisa menyalahkan Renjun.

Tak semua orang bisa menerima hubungan gay 'kan?

Bahkan ia dulu mengalami kesulitan dalam meminta restu orang tuanya. Ketika ia berada di titik paling menyedihkan, Renjun sudah tak berada di sampingnya, sehingga Chenle tak memiliki siapapun selain Jisung, kekasihnya, yang pada saat itu juga tak bisa ditemuinya.

Chenle pun sempat membenci Renjun karenanya, namun semua kebencian itu akhirnya luntur juga karena kerinduan Chenle lebih besar dari itu.

Pertemuan pertama mereka sejak sekian tahun, kenapa harus seperti ini? Chenle tak pernah siap sama sekali untuk bertemu dengan Renjun. Ia tak siap menerima tatapan kebencian sahabatnya atau pun kata-katanya yang menyakitkan. Jadi, mungkin menghindarinya adalah pilihan yang tepat saat ini.

"Kau pergi?"

"Ya, uisa-nim. Saya ada kelas setelah ini." Chenle memilih untuk meninggalkan Renjun di unit kesehatan kampus mereka.

"Akan aku sampaikan padanya nantiㅡ"

"Tidak perlu, uisa-nimㅡ" Chenle tersenyum sungkan, mengerti maksud dokter penjaga tersebut. "Kami tidak saling mengenal."

"Ohㅡ" Dokter wanita tersebut hanya bisa mengangguk kecil. "Aku pikir kau temannya karena kau terlihat sangat khawatir."

Chenle kehilangan kata.

Netranya yang sendu hanya bisa melirik mantan sahabatnya yang tak sadarkan diri selama beberapa detik sebelum membungkuk pada dokter penjaga dan keluar dari ruangan tersebut dengan bahu turun.

Chenle merindukannya... tapi ia tak memiliki keberanian untuk meraihnya.

🍰

"Chenle-ya!" Pemuda bermarga Zhong itu berhenti ketika sebuah suara familiar memanggilnya, seketika membuyarkan kenangannya bersama mantan sahabatnya dulu. Ia memaksakan senyuman ketika pemuda tinggi yang memanggilnya telah sampai di depannya. "Aku mencari-carimu sejak tadi. Apa kau sudah makan siang, hm?"