ᴛ ᴡ ᴇ ɴ ᴛ ʏ S ɪ x

13.5K 1.9K 249
                                    

ᴛ ᴡ ᴇ ɴ ᴛ ʏ S ɪ x :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴛ ᴡ ᴇ ɴ ᴛ ʏ S ɪ x :

is it one-side love?
❤➖➖➖➖➖➖➖➖










Kaki-kaki panjangnya akhirnya menapak jalanan Kota Daegu setelah berjam-jam perjalanan dari Seoul ke rumahnya. Ia merentangkan kedua tangannya lebar-lebar dan merasakan udara pagi dengan rakus.

Pemuda bersurai pinkish itu memutar pinggangnya ke kanan, merasakan lega ketika ada suara yang dihasilkan, kemudian melakukannya lagi ke arah sebaliknya.

Ia sangat lelah dan ingin segera tidur ketika sampai rumahnya. Berharap saja ayahnya akan bersikap lebih lunak padanya karena hampir enam bulan Jaemin tidak pulang ke rumahnya dan hanya menghubungi ibunya lewat video call saja.






Jaemin kemudian merogoh kantung jaketnya, menyalakan ponselnya dan tersenyum lebar ketika melihat beberapa pesan yang dikirimkan kekasihnya, juga ada beberapa panggilan yang tak dijawabnya karena ia sempat tertidur di bus tadi.

Senyuman itu berubah menjadi senyuman sendu ketika menemukan salah satu panggilan disana merupakan nomor Renjun.

Tanpa sadar ia meremas ponselnya.




Mungkin ia memang terlalu terbawa emosi sehingga mencerna semua perkataan Renjun dengan pemikiran-pemikiran yang negatif.

But, he can't help it, he has low-selfidence.

Ia sangat sensitif terhadap perkataan tertentu. Terlebih ketika ia merasa bahwa perasaannya tak berharga di mata orang itu.





'Oke, lupakan semuanya, Na! You'll be okay!'





Pemuda itu kemudian melangkah keluar dari area terminal untuk menemukan bus wilayah yang akan membawanya pulang.























Na Jaemin sebenarnya bukan warga asli Daegu, hanya nenek-kakek dari ibunyalah yang tinggal disana. Ia lahir dan besar di Seoul sampai pada ia berada di tingkat menengah atas.

Setelah pengakuannya pada orang tuanya mengenai orientasi seksualnya, Jaemin seringkali dipukuli oleh ayahnya hingga ibunya akhirnya memaksa keduanya untuk pindah dan membiarkan Jaemin tetap berada di Seoul.



Sejak saat itu, ketika Jaemin pulang ke Daegu, ia akan lebih memilih pulang ke rumah neneknya daripada rumah orang tuanya. Ia akan bertemu dan meluapkan rasa rindunya pada ibunya disana. Namun, tak jarang pula kadang Jaemin tanpa sengaja bertemu dengan ayahnya.

Entah siapa yang memulai topik sensitif itu, Jaemin akan selalu berakhir dengan lebam di sekujur tubuhnya.

Dan karena alasan itu pulalah, Jeno dengan tegas melarangnya pulang ㅡbahkan kekasihnya sendirilah yang seringkali menegaskan hal itu pada ibunya.

[☑]『 ᴘʟᴇɪꜱɪᴜʀ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang