ᴛ ʜ ɪ ʀ ᴛ ʏ ᴛ ʜ ʀ ᴇ ᴇ

13.9K 1.8K 203
                                    

ᴛ ʜ ɪ ʀ ᴛ ʏ ᴛ ʜ ʀ ᴇ ᴇ :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴛ ʜ ɪ ʀ ᴛ ʏ ᴛ ʜ ʀ ᴇ ᴇ :

reach my hand
❤➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖






“Injun-ah!” Ketika ibunya memanggil, Renjun yang awalnya sibuk bermain game akhirnya berdiri dari posisinya. “Bisakah kau menemani papa membeli bahan makanan, sayang? Kita akan makan besar hari ini!”

Xuanyi berkata dengan ceria; mengatupkan kedua tangannya excited.

Putra bungsunya pun mengangguk, kemudian melemparkan ponselnya pada Jeno; hampir mengenai hidungnya, untuk melanjutkan gamenya sebelum akhirnya Renjun pergi tanpa mengatakan sepatah kata.

Jeno hanya menggedikkan bahu dan mulai melanjutkan game milik Renjun yang terpause.








Sementara itu, di halaman belakang, tampak Jaemin tengah berenang bersama Yuta, Yoorim dan Yiren.

Mereka adalah tiga orang terjahil (jaeyuren) di rumah itu yang entah bagaimana bisa cepat click, seolah teman lama yang dipertemukan kembali.








Lain tempat, Renjun telah berdiri tegak disisi pagar; ia tak membawa apapun selain dirinya sendiri, menunggu mobil ayahnya keluar dari garasi.

Setelah matanya menangkap keberadaan mobil audi hitam yang familiar, pemuda mungil itu pun bergegas masuk ke dalam; yang langsung disambut senyuman ayahnya yang selalu tampak manis.

“Hai, baby

“Hai,” Renjun tersenyum. Tangannya tergerak untuk mengaitkan seatbelt. “Kita ke market mana?”

“Yang paling lengkap, tentu saja”

Baekhyun mulai menginjak pedal gasnya. Tangannya memutar kemudi dengan sangat lihai melewati jalanan bersama kuda bermesin lainnya.

Diam-diam Renjun mulai berpikir untuk belajar mengemudi. Keduanya menikmati keterdiaman dan deru suara mesin hingga sampai di tempat tujuan.








Renjun saat ini tengah mendorong troli besar sementara sang ayah sibuk melihat-lihat benda-benda di sekitarnya. Renjun mengamati; merasa lucu dengan sikap ayahnya yang terlihat lebih kekanakan daripada dirinya.

Ia mulai menyadari, ayahnya adalah tipe yang harus dilindungi dan bukan melindungi.

Mungkin hal itu juga yang membuat mereka sulit mempertahankan cap keluarga yang sempurna layaknya orang lain, dan Renjun sudah mulai menerima kenyataan itu. Ia tak ingin memaksakan perasaan orang tuanya dan menyakiti mereka lagi.

“Apa yang harus kita beli, pa?”

“Hm,” Baekhyun mengamati sayuran di depan matanya dan ponsel ditangannya bergantian. Disana sudah ada bahan-bahan yang sudah dicatat oleh mantan istrinya, namun jujur saja ia masih bingung soal hal begini. “Papa dorong trolinya, Injun yang memilih ya?”

[☑]『 ᴘʟᴇɪꜱɪᴜʀ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang