ᴛ ᴡ ᴇ ɴ ᴛ ʏ ᴇ ɪ ɢ ʜ ᴛ

13.1K 1.9K 243
                                    

ᴛ ᴡ ᴇ ɴ ᴛ ʏ ᴇ ɪ ɢ ʜ ᴛ :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴛ ᴡ ᴇ ɴ ᴛ ʏ ᴇ ɪ ɢ ʜ ᴛ :

i do love you
❤➖➖➖➖➖➖➖








Ketika Renjun menyelusuri kembali rentetan memori tentang dirinya dan Jaemin, Renjun mulai menyadari bahwa seseorang yang mengetuk hatinya pertama kali bukanlah Lee Jeno seperti yang ia pikir.

Justru, Jaemin-lah yang membuatnya secara perlahan tahu jika orang-orang yang ia anggap sinner hanyalah manusia biasa yang sedang jatuh cinta. Bedanya hanya soal rupa luarnya saja.

Ia benci ketika Jaemin berbuat baik padanya meskipun Renjun telah menjatuhkannya. Ia benci karena Jaemin-lah yang meraihnya ketika ia nyaris tenggelam dalam kesedihan. Ia benci senyuman pemuda itu karena selalu membuatnya merasakan kehangatan.

Ia juga benci pada Jaemin karena dialah Renjun melihat sisi lain Jeno yang membuatnya akhirnya jatuh cinta.

Ia benci pada dirinya sendiri karena jatuh pada ketulusan Jaemin.








.







"Kau disini."

Renjun melepaskan tembakannya ke sembarang arah ketika suara familiar itu menginterupsi latihannya. Pelurunya hanya mengenai sisi bagian kanan target, meleset jauh dari yang seharusnya.

Kedua alisnya menyatu, menatap tak suka kearah roommate barunya dan sekaligus menjadi musuhnya secara tidak langsung. Namun pemuda itu justru tersenyum lebar ㅡsenyuman yang sangat dibenci Renjun, sama sekali tak terganggu dengan ekspresi tak bersahabat dihadapannya.




"Mau apa kau disini?"

"Hng," Jaemin berkeliling, matanya menyelusuri setiap rak-rak senjata yang ada. Mulutnya terbuka penuh kekaguman. Siapa yang menyangka bahwa tubuh semungil itu menyukai olah raga berbahaya seperti ini?

"..."

"Wow, ini sangat keren." Ujarnya kemudian, mengabaikan pandangan kesal serta ekspresi tertanggu pemuda mungil dibelakangnya. "Harusnya aku mengikuti kelas menembak dibandingkan field hockey. Setidaknya menembak sangat mirip dengan memanah."

Senyum Jaemin luntur tanpa disadari Renjun.





Namun ketika pemuda tinggi itu membalikkan badan, senyum secerah mataharinya kembali terpasang dengan apik.

"Mind to teach me?"

Inginnya dia menolak. Namun yang ada, Renjun justru meletakkan senapannya dan menyuruh Jaemin untuk mendekat dan meraih benda tersebut.

"Apa caranya seperti memanah?"




"No." ketus Renjun, tetapi tangannya tetap saja mengarahkan lengan Jaemin dengan sabar.

[☑]『 ᴘʟᴇɪꜱɪᴜʀ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang