ᴛ ᴡ ᴇ ɴ ᴛ ʏ F ɪ ᴠ ᴇ

14.4K 1.9K 155
                                    

ᴛ ᴡ ᴇ ɴ ᴛ ʏ F ɪ ᴠ ᴇ :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴛ ᴡ ᴇ ɴ ᴛ ʏ F ɪ ᴠ ᴇ :

is he even love me?
❤➖➖➖➖➖➖➖➖➖









Suara pintu asrama yang terbuka membuat Jeno seketika melompat senang dan bergegas menyambut dua makhluk kesayangannya. Namun, ketika ia hanya menemukan sosok Renjun dengan ekspresi murung tanpa ada tanda-tanda kedatangan kekasihnya, Jeno mengernyitkan dahi.

Bibirnya terbuka, hendak menyuarakan pertanyaan yang ada dikepalanya sebelum sosok mungil Renjun menubruknya dengan pelukan erat.

Tak ada patah kata yang terucap, namun nafas Renjun berhembus begitu berat ㅡmenunjukkan betapa kerasnya anak itu menahan liquid di kelopaknya. Menyadari ada yang tidak beres, Jeno membalas pelukan itu sembari mengelus helaian Renjun.






"Are you okay, angel?" bisiknya lirih.

Meskipun ia ingin sekali menenangkan Renjun, namun ia juga merasa khawatir pada ketiadaan Jaemin yang harusnya datang bersama dengan pemuda mungil itu.

"I fucked up" lirih Renjun. Ia membenamkan kepalanya semakin dalam di dada pemuda yang lebih tinggi darinya itu. "Aku melukai Jaemin," Suaranya bergetar kemudian. "Aku benci diriku."

"H-Hei, it's okay, baby..."






Kekhawatirannya semakin menjadi-jadi setelah ungkapan pemuda itu. Pikirannya langsung melayang pada hal-hal negatif yang sering dilakukan Jaemin ketika ia sedang dalam suasana hati buruk ㅡmenginap di sembarang tempat selama berhari-hari, hal itu sering dilakukannya ketika mereka bertengkar hebat.

Meskipun ini terlihat tidak adil bagi Jaemin, namun Jeno perlu mendahulukan Renjun dan memberi pengertian untuknya.





"Please, don't cry, peanut..." Jeno melepaskan pelukannya dan seketika itu pula linangan di wajah Renjun terlihat. Ia benar-benar terlihat menyesal dengan apapun yang telah diperbuatnya. "Sebaiknya kau beristirahat dulu dan aku akan mencari Jaemin, okay?"

Kecupan hangat mampir di pelipisnya, kemudian disusul usapan disepanjang rambut indahnya.

"Semua akan baik-baik saja. Jaemin hanya sedang emosional akhir-akhir ini."







"D-Dia," Renjun mengusap pipinya yang basah menggunakan lengan jaketnya. Anak itu tidak terisak, hanya saja liquidnya terus keluar tanpa bisa ditahan. "Dia akan membenciku, Jeno-ya. Jaemin tidak akan mau melihatku lagi."

"Sssh, no, baby.." Jeno kembali memberikan pelukan pada Renjun.






Ia tak tahu harus berbuat apa saat ini. Sulit membagi perhatian disaat-saat seperti ini. Hal ini jugalah yang ditakutkan Jeno ketika ia mulai merasa perasaannya terbagi. Ia tak tahu siapa yang harus didahulukan, siapa yang harus ia peluk, siapa yang harus ia tenangkan terlebih dahulu.

[☑]『 ᴘʟᴇɪꜱɪᴜʀ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang