Hari ini Jessa berangkat sekitar pukul 6:15 pagi-pagi sekali ia datang kesekolah. Katanya sih hari ini jadwalnya bersih-bersih dikelas ketika gadis itu ditanya oleh Sinta, ternyata dia berbohong pada ibunya alasan gadis itu pergi kesekolah pagi-pagi sekali hanya untuk menyontek tugas sejarah.
Isi sekolah masih sepi, hanya anak-anak rajin saja yang datang kesekolah pagi-pagi sekali, bahkan kedua sahabatnya pun belum datang. Gadis itu berjalan memasuki ruang kelasnya, di dalam kelas itu hanya ada Siska si ketua kelas, Si pintar Lala, dan Raza si kutu buku. Lalu Jessa duduk samping bangku Lala.
"Laa liat tugas sejarah lo, ya?" pinta Jessa.
Lala menggeleng kepala, "Enggak, gimana mau pinter kalo bisanya nyontek punya orang lain."
"Ayolah Laa kita temen, kan? Kalo gue gak ngerjain nanti manusia purba ngamuk.."
"Shutt...jangan ngomong gitu, bu Riska itu guru kamu harus sopan Jess," tegur Lala.
"Abis ngeselin gurunya, Laa lo gak kasian sama gue udah bangun pagi-pagi banget buat tugas ini,"
"Jessalyn eng-,"
"Gue traktir bakso nanti istirahat lo diem berarti iya gak boleh ingkat janji dosa," potong Jessa yang membuat Lala menggeleng-geleng kepalanya, karena setiap Jessa ingin menyontek dia akan memaksa Lala dan Lala kekeh tidak mau lalu Jessa akan membuat janji sendiri seakan-akan Lala dan Jessa membuat janji itu.
"Gak pernah berubah ya lo,"
"Lo sih tau bakalan ngasih kenapa gak dari tadi aja," ucap Jessa, "Oh iya makasih Lala yang baikkkkkkk banget gue duduk kebangku gue dulu ya."
Ketika sedang menyalin tugas Lala, tiba-tiba ada orang yang mencari Jessa, lalu Jessa keluar kelasnya dan ternyata tiga orang membawa Jessa ke toilet.
"Lo gak punya malu banget ya!" Seseorang itu mendorong tubuh Jessa sehingga terpentok ke dinding toilet.
"Maksudnya?"
"Beberapa hari ini gue diemin lo, tapi lo didiemin makin ngelunjak! Lo berani ya deket-deket sama El!"
Kalian pasti sudah tau, mereka adalah Freya dan kedua kacungnya.
Jessa hanya menunduk, diam, hanya diam, dan bungkam, dia tidak berani mengeluarkan sepatah kata pun jika dia ingin menyanggah pun tidak bisa karena memang benar Jessa sering dekat dengan Elvano.
Freya mendorong bahu Jessa, "Kenapa diem?! Lo punya mulut, kan?! Cowok-cowok Angkasa sekarang pada ngejar-ngejar lo, lo itu kecentilan sok cantik! Dasar cabe lo mau tebar pesona apa lo? Tete kecil aja bangga!"
"Mau mainin dia aja tiap malem, palingan semalem berapa sih." Sambung Viona yang dibalas tawa dari Freya.
Muka Jessa memerah matanya berkaca-kaca dengan suara getir dia memberanikan menatap Freya, "Gue bilang gue gak kecentilan mereka yang deketin gue kenapa gue yang disalahin? Gue gak pernah minta mereka buat deketin atau suka sama gue, kak jangan menghina seseorang hanya karena kakak banyak memiliki kelebihan, maaf ya kalo ini akan menyinggung kakak, kalo cowok-cowok Angkasa deketin gue karena tete gue kecil berarti mereka tulus menyukai gue bukan karena suatu objek yang mereka sukai, tapi waktu mereka ngedeketin kakak karena tete kakak gede dan rok yang terlalu pendek untuk anak sekolah, seharusnya kakak bilang cabe tuh bukan ke gue tapi kediri kakak sendiri."
Plakkk!
Satu tamparan mendarat dipipi mulus Jessa, "Berani-beraninya lo ngatain gue, awas aja gue gak terima!"
Lalu Freya dan kedua kacungnya pergi meninggalkan Jessa, gadis itu hanya menangis dan memegang pipi kanannya yang memerah karena tamparan dari Freya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Mine [Revisi]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] Elvano Adhitama Naufal adalah lelaki populer di SMA Angkasa, dia hampir mendekati kata sempurna, dia tampan, kaya, tinggi, berkharisma, kapten basket, mendekati sempurna, bukan? Banyak siswi SMA Angkasa yang menyukainya, nam...