37

57.9K 2.7K 193
                                    

Semoga kamu tenang disana, terima kasih telah menjadi super hero dalam hidupku.

**

"El Jessa cantik kenapa?" tanya Gavin yang sekarang sudah duduk di sofa rooftop.

"Dia tau tentang Meiyra dan soal gue yang deketin dia hanya buat pelampiasan aja."

"Seriusan? Tau dari mana dia?" timpal Rei.

Elvano menggeleng.

Lalu seseorang datang dari pintu rooftop, Dymas.

"Kemana aja lo?" tanya Rei pada Dymas, tapi lelaki itu tidak menjawab dia malah menatap Elvano serius.

"Gue yang kasih tau Jessa," ucap Dymas yang membuat ketiga lelaki di depannya itu tidak percaya.

Dymas sudah terima bila nantinya dia akan berkelahi atau bermusuhan dengan sahabatnya itu, tidak punya teman pun bukan akhir dari segalanya.

"Maksud lo apa?!" bentak Elvano, sedangkan Rei dan Gavin masih tidak percaya apakah Dymas yang ada di depannya itu adalah Dymas sahabatnya atau bukan.

"Gue suka dia, dan gue gak mau liat dia sedih karena berharap lebih sama lo," Lagi-lagi lelaki itu bersikap santai.

Elvano berdiri dari duduknya dan membogem sudut bibir Dymas, darah segar keluar dari sudut bibir lelaki berkulit sawo matang itu.

"Dari kapan?! Kalo lo suka dia bilang sama gue, gue akan berhenti ko mainin dia cara lo itu basi Mas kaya banci tau!" hardik Elvano sambil menendang meja kecil lalu beranjak pergi.

Dymas menyeringai. "Kayanya yang kaya banci itu lo deh bukan gue, lebih tepatnya kaya orang gak berpendidikan!" tegas Dymas.

Baru saja berjalan diambang pintu lelaki itu langsung membalikan badannya menghampiri Dymas, lalu menendang perut Dymas sampai lelaki itu tersungkur ke tanah. Elvano menarik kerah baju Dymas, Dymas tidak melawan hanya diam.

"Kalo lo punya mulut dijaga!" ucap Elvano sambil menarik kerah baju Dymas.

Rei dan Gavin hanya menonton, bukan mereka tidak mau membantu hanya saja bila keduanya ikut-ikutan pun tidak akan ada yang mau mengalah.

"Lo bisa gak nyakitin hati dia?" tanya Dymas sambil menyeringai.

"Dari awal lo fine-fine aja gue ngerencanain itu tapi kenapa sekarang lo permasalahin?!" katanya dengan nafas yang gusar.

"Karena lo sahabat gue dan dia cewek yang gue suka! Waktu itu lo lagi down karena Meiyra nolak lo jadi gue relain dia buat lo!" tegas Dymas sambil menepis tangan Elvano yang sedari tadi memegang erat kerahnya.

Lelaki itu bangkit dan pergi meninggalkan ketiga temannya tanpa berpamitan.

Dia berjalan menuju taman belakang mencari keberadaan gadisnya itu, dan ternyata benar gadis berambut panjang pirang itu ada disana sedang duduk dibawah pohon sambil menunduk.

Dymas menghampirinya lalu duduk disebelah Jessa. "Jangan sedih lagi ya Jess," kata Dymas sambil mengelus-elus puncak kepala Jessa.

Gadis itu menoleh kearah Dymas lalu tersenyum tipis padanya. "Enggak kok gue gak sedih."

"Laki-laki yang suka sama lo itu banyak Jess, jadi jangan ngejar dia lagi ya," ucap Dymas.

"Iya, gue gak akan jadi cewek bodoh lagi kok."

Ponsel Jessa bunyi ada panggilan masuk, ternyata dari Mamanya. Gadis itu memencet tombol hijau dari layar ponselnya.

"Iya Maa ada apa?" tanya Jessa menempelkan ponselnya ditelinga.

He Is Mine [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang