68

63.4K 2.2K 9
                                    

Terdengar suara alunan musik slow dari sudut kafe, perempuan yang mungkin umurnya sudah berkepala dua, dia sedang menyanyikan lagu.

Sekumpul anak muda sedang duduk melingkari meja, mereka ditraktir Elvano karena merayakan rangking Jessa, padahal itu terlalu berlebihan sekali.

"Jess sering-sering dapet rengking, biar kita diteraktir," ucap Gavin yang diikuti anggukan oleh Rei.

"Yee itu mah mau lo." kata Elvano sedangkan Jessa, gadis itu sedang menunduk menatapi ponselnya.

Elvano yang sadar bahwa pacarnya itu tengah sibuk sendiri, tanpa menyauti teman-temannya bahkan makanannya pun belum ia makan.

"Lagi chatingan sama siapa sih?" tanya Elvano dengan nada yang bertuju marah.

"Hah.. Enggak kok bukan siapa-siapa," Lalu gadis itu menaruh ponselnya ditas, dan memotong beef steak yang sudah dipesannya tadi.

"Jessa cantik nanti kuliahnya di kampus Justin ya? Pastikan?" ucap Gavin pada Jessa lalu pandangannya beralih kepada Grace, "lo pasti di kampus kita-kita."

"Bisa kebalik gitu ya," tambah Rei.

"Gue gak kuliah di sini," ucap Jessa.

"Gak, gue tetep satu kampus sama yayang gue!" seru Grace. "Ya kan?" Grace memegang tangan Justin posesif.

Sedangkan Elvano hanya diam, meskipun dia sudah terima bahwa Jessa akan kuliah diluar, tapi tetap saja dia sangat sensitif bila membahas tentang kuliah Jessa. Dan lelaki itu pun sedikit bete pada Jessa kerena dia sempat melihat Jessa sedang chat dengan lelaki tapi dia tidak sempat melihat namanya.

"Abis ini kita nonton yu, ada film rame wajib nonton nih," ajak Grace antusias dan Anne pun mengangguki.

"Boleh juga tuh," sahut jessa lalu melirik Elvano, "mau?"

"Ayo lah El kita nonton, kapan lagi kumpul rame-rame kek gini." Lelaki bermuka tengil itu pun ikut bersuara.

"Yoi gue ngikut," timpal Justin.

"Males," satu kata dingin, singkat, pada, dan jelas yang keluar dari mulut Elvano.

Seketika teman-temannya merasa kecewa, mereka sangat ingin menonton tapi lelaki yang memakai hoodie marah marun ini menolak.

"Kenapa, lagian kita belum nonton film ini," kata Jessa.

"Kalian aja deh, gue cape banyak tugas lagi." tutur Elvano, namun Jessa merasa bahwa lelaki disampingnya ini tengah marah, karena terlihat dari raut wajahnya tidak bersinar seperti biasanya.

"Yaelah kayak yang suka ngerjain tugas aja," sindir Gavin, dia merasa kecewa pada sahabat karibnya ini yang kadang menjadi menyebalkan.

"Yaudah biarin aja dia gak mau ikut," ujar Justin, lelaki itu tau bahwa suasana hati Elvano sedang tidak baik entah penyebabnya apa. "Gue teraktir kalian itung-itung ngerayain kelulusan adik gue."

"Nah gitu dong bang," Gavin memang selalu saja suka dengan gratisan, padahal keluarganya cukup kaya tapi entah kenapa lelaki itu sangat pelit mengeluarkan uang padahal untuk dirinya sendiri.

**

Di perjalanan pulang Elvano sama sekali tidak membuka suara, dia hanya fokus menyetir, lelaki itu membawa mobil. Jessa sesekali melirik lelaki itu tapi Elvano tetap saja fokus pada jalanan.

Karena bosan Jessa pun membuka room chatnya, salah sendiri mendiamkan Jessa seperti ini. Elvano benci bila mereka sedang berdua dan Jessa malah memainkan ponselnya, lelaki itu tidak akan segan-segan untuk mengambil ponsel Jessa dan disimpannya.

He Is Mine [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang