69

63.4K 2.3K 29
                                    

Elvano baru saja keluar dari perpustakaan yang diikuti oleh kedua rekan kampusnya, bila di kampus lelaki itu jarang sekali bersama-sama dengan kedua sahabatnya karena mereka beda jurusan, palingan bertemu dikantin dengan tidak sengaja.

"Ngopi dulu yu, sekalian makan laper nih," ajak salah satu rekan kampus Elvano.

"Di Kafe deket perempatan aja, asik tuh disana," teman yang satunya lagi menyauti.

Lelaki itu tampak berfikir namun setelahnya iya mengangguk. "Yaudah yu."

Setelah itu lelaki berbadan jangkung itu berjalan menuju parkiran, mencari mobil hitam pekat megkilat, tidak susah mencari mobil miliknya karena hanya dia lah satu-satunya yang memakai mobil itu, bila dirupiahkan mobilnya bisa mencapai miliyaran.

Akhir-akhir ini Elvano memang lebih senang mengendari mobil, karena cuaca di ibu kota ini kadang-kadang hujan dan bisa juga panas, sangat labil.

Elvano turun dari mobilnya yang sudah ia parkir rapi, tak sedikit pasang mata apa lagi kaum hawa yang melihat lelaki itu dengan paras yang begitu rupawan dan turun dari mobil mewah yang stoknya sangat sedikit, hanya orang-orang berduit yang bisa memilikinya.

Lelaki itu masuk kedalam kafe berbarengan dengan kedua rekan kampusnya itu. Elvano mencari tempat duduk yang kosong, sedangkan yang satu temannya memesan makanan dan yang satu lagi ketoilet karena kebelet sedari tadi.

Di sudut kafe Elvano melihat pemandangan yang sedikit canggung, dia tidak tau bahwa Jessa berada di kafe ini. Dan bersama lelaki.

Lelaki itu menghampiri meja mereka dan duduk di samping Jessa, gadis itu langsung terkejut melihat pacarnya ada disampingnya, dan pasti Elvano akan memikirkan yang tidak-tidak.

"Eh Ro gue kira siapa," ucap Elvano pada Vero.

"Sori nih, gak papa kan?" kata Vero, Jessa tidak mengerti mengapa Elvano tidak marah dan dia malah begitu akrab dengan lelaki itu.

"Selagi lo gak macem-macem aja." jawab Elvano santai.

"Kamu kenal sama Vero?" tanya Jessa.

Sehari sebelum pensi sekolah Elvano bertemu dengan Vero, lelaki itu adik kelas di SMPnya yang dulu pernah bandel bersama.

Elvano dan Vero saling bertukar cerita tentang sekolahnya dan lingkunganya. Karena mereka memang sudah tidak saling menghubungi semenjak Elvano lulus SMP.

Elvano pun sesekali bercerita tentang gadis yang dia perjuangkan, Jessa. Dan entah ide dari mana Elvano meminta Vero untuk mendekati Jessa dengan kutip dua mendekati adalah untuk melihat apakah Jessa akan terpengaruh pada lelaki itu atau tidak, Elvano perlu melihat kesetiaan Jessa bila dia setia maka lelaki itu akan lebih tenang jika Jessa pergi kuliah.

"Lo cuma deketin aja, sama halnya orang pdkt. Jangan pake hati nanti gue bogem lo." Tatapan mata elangnya memapar pada Vero, sedangkan lelaki yang ditatap hanya tersenyum.

"Oke siap," lelaki berambut sedikit gondrong itu mengacungkan jempolnya.

"Aku nyuruh Vero buat deketin kamu, supaya aku bisa liat kamu terpengaruh atau enggak," Pengakuan dari Elvano membuat hati Jessa sakit, berani-beraninya lelaki itu membuat Jessa sebagai bahan percobaan.

Gadis itu menyeringai. "Kamu gak percaya sama aku? Jahat kamu, tega-teganya kamu raguin cinta aku ke kamu, bahkan aku aja gak pernah curiga kalo kamu bakalan deket sama cewek lain."

"Yang gak gitu, aku cuma—"

Lelaki itu menghentikan kalimatnya karena melihat Jessa sudah bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan kedua lelaki itu.

He Is Mine [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang