Butuh selangkah lagi untuk aku dan kamu menjadi kita.*
*
Jessa tidak keluar kamar lagi setelah menonton dengan Elvano. Dia merasa malu bila harus keluar kamar dan bertemu dengan Justin, ah itu membuatnya merasa geli saja.
Tiga ketukan dari pintu kamar Jessa, ah pasti itu Justin. Dengan cepat Jessa membaringkan badannya, dan pura-pura tidur. Justin membuka pintu kamar Jessa, dan melihat adiknya sudah tertidur.
"Jess makan dulu, gue udah beliin nasi goreng." ucap Justin dari ambang pintu, "udah gak usah pura-pura tidur, ini masih jam 8 malem dan lo gak akan tidur jam segini."
Benar dia memang sulit untuk tidur di jam-jam segini, itu sudah menjadi kebiasaan.
Jessa menurunkan selimutnya dan membenarkan posisi tubuhnya menjadi duduk. "Iya-iya."
Justin tersenyum seketika, lalu pergi dari kamar Jessa.
Gadis itu keluar dari kamarnya dan duduk di sofa, ternyata Elvano belum pulang. Dia ada sedang duduk di samping Justin. Mengapa lelaki itu lebih sering berlama-lama dirumahnya, sungguh membuat tidak nyaman.
Dia duduk di samping Elvano, karena hanya itu yang kosong.
"Jess mama bilang dia pulang lusa katanya, dan gue besok mau touring ke Bandung, lo gak papa kan dirumah sendiri?" Justin mengalihkan pandangannya pada Elvano, "oh iya Van lo temenin Jessa ya, kasian dia sendiri."
"Gak papa, gue udah gede gak perlu ditemenin."
"Gue akan tetep temenin kok." ujar Elvano sambil melahap nasi gorengnya.
"Nah gitu dong, gue jadi lebih tenang kalo Jessa ada yang nemenin."
"Yah terserah kalian aja," balas Jessa pasrah, mau dilarang pun akan tetap datang, dari pada cape-cape melarang membuang tenaga.
"Oh iya Jess, bentar lagi lo luluskan. Rencana lo kuliah di mana?" tanya Justin.
"Jangan bahas kuliah deh."
"Dih kenapa? Sekampus sama gue aja deh."
"Udah jangan bahas kuliah gue gak akan kasih tau juga."
Elvano menatap Justin lalu memberi kode agar tidak membahasnya lagi, karena raut wajah Jessa sudah berubah menjadi badmood.
"Oh iya hubungan kalian gimana?" tanya Justin sehingga Jessa tersedak, ah sepertinya kakaknya itu akan membahas tentang tadi sore.
"Minum dulu Jess," ucap Elvano sembari memberikan segelas air pada Jessa.
"Kalian udah balikan?" tanya Justin dengan hati-hati.
Jessa langsung menggeleng setelah meneguk segelas air. "Enggak kok."
"Terus yang kemarin..." Justin sepertinya salah berbicara dan langsung menggantungkan kalimatnya.
"Duh nasi gorengnya gak enak, beli di mana sih? Ah padahal gue laper banget. Gak selara nih makannya," kata Jessa sambil menyimpan nasi gorengnya di meja, padahal nasi gorengnya baik-baiknya saja rasanya.
"Gue mau masak mie dulu ya," Setelah itu Jessa meninggalkan keduanya, dan turun menuju dapur.
Elvano memukul pundak Justin. "Kenapa lo bahas sih!" desis Elvano.
"Ya sori gue keceplosan."
"Lagian kemarin lo itu ngerusak moment tau gak!"
"Mana gue tau kalo kalian lagi ciuman, kalo tau pun gak akan sudi gue liat bikin malu sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Mine [Revisi]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] Elvano Adhitama Naufal adalah lelaki populer di SMA Angkasa, dia hampir mendekati kata sempurna, dia tampan, kaya, tinggi, berkharisma, kapten basket, mendekati sempurna, bukan? Banyak siswi SMA Angkasa yang menyukainya, nam...