66

58.1K 2.4K 36
                                    

Elvano terbangun dari tidurnya, kepalanya sakit mungkin karena efek semalaman dia mabuk sampai pingsan. Lelaki itu dibawa pulang oleh Rei ke rumahnya berhubungan orang tua Rei sedang tidak ada.

Dia merongoh saku celananya untuk mengambil ponsel, namun tidak ada. Lelaki itu tidak sepenuhnya ingat kejadian semalam dia ingat bagian waktu Jessa datang ke club, yah dia ingat itu.

Dia mencari sang pemilik rumah untuk menanyakan ponselnya, dan Rei pun ada di halaman belakang sedang berenang bersama Gavin.

"Hp gue mana," tanya Elvano dingin.

Mereka tidak mendengar Elvano keduanya sibuk berlomba renang.

"Woy gue nanya!" teriak Elvano dan keduanya saling menghentikan kegiatannya dan melirik Elvano.

"Mana gue tau," ucap mereka kompak.

Moodnya buruk sekali baru saja bangun tidur dan dia sudah muak dengan kedua temannya ini, kemudian Elvano masuk kembali kedalam rumah tidak ada gunanya juga bertanya pada mereka.

Elvano masih sedikit kesal pada Jessa dia tidak mau bertemu dengan Jessa terlebih dahulu. Lelaki itu ingin berfikir terlebih dahulu apakah dia bisa berhubungan jarak jauh atau tidak.

Dia memang egois hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi Jessa pun sama dia egois yang hanya mementingkan kesenangannya sendiri tanpa berunding dengannya terlebih dahulu.

Elvano egois karena dia terlalu cinta pada Jessa sehingga dia tidak mau jauh-jauh dari gadis itu. Kadang cinta membuat seseorang menjadi egois.

**

Jessa terus saja menelepon Elvano namun nomornya belum aktif juga. Jessa khawatir karena belum ada kabar dari lelaki itu semenjak semalam. Dia pun menelepon Rei dan Gavin keduanya pun tidak menjawab telepon Jessa.

Hatinya tak karuan merasa serba salah, dia ingin pergi kuliah kesana tapi dia juga ingin terus berada disisi Elvano.

Jessa ingin meminta bantuan Justin untuk menemui Elvano, tapi tidak jadi karena sekarang dia sudah dewasa tidak seharusnya semua masalah harus dia libatkan orang lain.

Tapi sepertinya feeling adik dan kakak itu kuat, baru saja Jessa ingin meminta bantuan Justin namun ia urungkan kembali. Namun Justin masuk ke dalam kamar Jessa dan duduk disampinya.

"Lo gimana udah baikan?" tanya Justin.

"I'm oke."

"Gue bakal bilang sama Vano supaya dia ngerti."

Jessa menggeleng. "Gak usah kak ini masalah gue, gue bisa urus sendiri kok."

"Udah gak usah bebel deh Jess, Vano itu keras kepala dia harus didesak agar bisa nerima keputusan lo."

"Kak!" Jessa menatapnya kesal, memang niat Justin baik tapi Jessa ingin dia saja yang membereskan masalahnya karena ini tentang hubungannya dengan Elvano, bukan dengan Justin.

"Oke gue gak akan ikut campur," ucap Justin mengalah, "Yaudah gue mau pergi ke kampus dulu."

"Iya hati-hati."

Setelah Justin pergi Jessa memerlukan teman curhat, dia tidak ingin curhat pada kedua temannya. Bila dia curhat pada Anne ah gadis itu tidak akan mengerti apa masalahnya, dan Grace memang pendengar yang baik tapi dia menjadi menyebalkan semenjak bersama Justin karena gadis itu selalu menyampaikan curhatannya itu pada kakaknya.

Jessa hampir lupa bahwa dia memiliki satu teman lagi, gadis itu hampir melupakannya. Hampir tiga hari Jessa tidak berkominukasi dengan dia. Jessa pun memencat tombol vidio call pada lelaki itu.

He Is Mine [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang