Hampir seharian Jessa dan Elvano berada di rooftop karena tugasnya yang banyak itu membuatnya memakan waktu. Sekarang waktu telah menunjukan pukul 1 siang dan tugasnya sudah selesai. Untung saja tadi Elvano menyuruh Gavin membeli makanan di kantin untuk Jessa sehingga gadis itu tidak kelaparan.
"Bebas." Satu kata yang dikeluarkan dari mulut lelaki jangkung itu usai keluar dari ruangan guru.
"Udah?" tanya Jessa yang sedari tadi menunggu diluar ruang guru dan lelaki itu menganguk.
"Masa guru-guru awalnya gak percaya itu tugas gue yang ngerjain sendiri."
"Ya mungkin karena kamu jarang ngerjain kali."
"Yaudah, mau pulang?" tanya Elvano.
"Mau ketemu Grace dulu."
"Oke, gue di rooftop nanti chat gue aja pulangnya sama gue." Ucap Elvano yang mendapat anggukan dari Jessa. Lalu mereka berjalan berlawanan arah, Jessa berjalan menuju kelasnya sedangkan Elvano dia ingin merokok di rooftop.
Jessa memasuki ruang kelasnya yang terdapat Grace, Lala, dan ketiga teman kelasnya yang sedang menulis. Jessa duduk di samping Grace dengan muka sumringah sehingga gadis di sampingnya menatapnya sambil manaikan alis.
"Kenapa lo?" tanya Grace.
"Gue sama El.." Jessa menggantungkan kalimatnya sehingga Grace belum sepenuhnya mengerti apa yang di maksud Jessa. "Udah buat komitmen," lanjut Jessa dengan memdekatkan bibirnya di telinga Grace.
"Maksudnya gimana?" tanya Grace yang masih belum mengerti.
"Lo lama-lama kaya Anne ya," ejek Jessa sehingga gadis di depannya itu menatapnya kesal. "Jadi gue gak pacaran sama dia, tapi kita buat komitmen aku buat kamu, kamu buat aku."
"Serius? Secepet itu? Malahan gue gak pernah liat kak El baperin lo atau kodein lo gitu." Grace menanyai Jessa beruntun.
"Ya gatau juga, gue mikirnya kan dia dingin jadi gak bisa romantis sama cewek, bahkan dia gak biasa manggil pake aku-kamu jadi manggilnya masih gue-lo."
"Dan lo?"
"Ya gue pake aku-kamu." Ucap Jessa polos.
"Ih harusnya tuh lo sedikit jual mahal sama dia Jess,"
"Abis lebih enak panggil kamu aku sih."
"Yaudah terserah lo deh."
**
Elvano baru saja menderatkan pantatnya di sofa, di sana terdapat ketiga temannya yang sedang merokok kecuali Dymas sedari Elvano datang lelaki itu menatapnya seperti ada yang ingin dikatakan dengan serius.
"El lo serius sama omongan lo yang waktu itu?" tanya Dymas to the point.
"Omongan yang mana?" Elvano mencoba mengingat-ngingat.
Setelah Elvano mengantar Jessa pulang dari Mall karena Elvano meminta Jessa memilihkan sebuah asesoris. Elvano memarkirkan motornya di pekarangan rumah berlantai dua dengan cat merah berkombinasi dengan abu-abu. Elvano masuk kedalam rumah itu tanpa harus mengetuk lelaki itu nyelonong masuk karena dia sudah hapal betul dengan semua orang di dalam rumah itu.
Ketika lelaki itu akan menaiki tangga tiba-tiba seorang wanita paruh baya yang sering ia temui di sekolah. Ya, Bu Dira ibunya Dymas. Setelah menyalimi Bu Dira Elvano berpamit untuk naik keatas menuju kamar Dymas.
Di dalam kamar itu ada Gavin dan Rei yang sedang memainkan game online yang terdapat di dalam handphone masing-masing, sedangkan sang pemilik kamar sedang sibuk memetik senar gitar. Ketika Elvano masuk dengan tampang kesal dan lesuh ketiganya tadinya akan membiarkan lelaki batu itu tapi ada rasa penasaran ingin menanyai lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Mine [Revisi]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] Elvano Adhitama Naufal adalah lelaki populer di SMA Angkasa, dia hampir mendekati kata sempurna, dia tampan, kaya, tinggi, berkharisma, kapten basket, mendekati sempurna, bukan? Banyak siswi SMA Angkasa yang menyukainya, nam...