Sepertinya rasaku ini sudah tidak mati, sekarang dia bisa merasakan bahwa ada hati yang mencintainya, lebih dari apapun.
*
*
Pagi ini gadis itu dibuat gugup, karena dia sekarang akan melakukan Ujian Nasional. Berbulan-bulan dia belajar tidak kenal waktu. Dan ini saatnya untuk mengujinya.
Pagi tadi Jessa diantar oleh Elvano, mau menolak pun tidak bisa karena Sinta memaksanya, dengan alasan tidak ada yang mengantarkannya. Persetanan dengan alasan yang tidak logis, sudah jelas mobil Pak Bono terparkir cantik dihalaman rumahnya.
Gadis itu sedang berjalan di koridor, lalu ponselnya berbunyi, ada sebuah panggilan vidio masuk. Gadis itu pun mengangkatnya.
"Haii," sapa Jessa sambil tersenyum kecut.
"Semangat dong, kenapa?" tanya Dymas dari layar ponsel.
"Gue takut gak bisa ngerjain soalnya." jujur Jessa.
"Lo pasti bisa Jess, kalo pun lo gak bisa. Gak akan semua soal, palingan ada satu dua yang lo inget di bimbel." lelaki itu sedang menggendong tasnya dan berjalan ke arah dapur, "tapi gue yakin lo bisa isi semua, secara lo bimbel, terus lo belajar lagi malemnya."
Jessa tersenyum paling tidak rasa takutnya sudah sedikit berkurang. "Thank, kak Dymas mau ngampus?"
Lelaki itu sedang meneguk segalas air. "Iya, tapi mau mampir dulu ke kosan temen."
"Ngapain?"
"Ngambil laptop kemaren dia pinjem."
"Yaudah hati-hati Kak, gue mau ke kelas dulu ya."
"Inget jangan takut. Semangat semoga lo bisa." Dymas tersenyum.
"Oke siap." Lalu gadis itu memutuskan sambungannya.
**
Gadis itu kini sudah selesai ujian, dia ingin segera pulang ke rumah karena besok adalah mata pelajaran matematika, untuk saat ini dia tidak boleh main-main. Perguruan tinggi ternama tidak menerima calon mahasiswa yang tidak sungguh-sunguh.
Dia berjalan menuju gerbang, tadi pagi Jessa sudah meminta izin agar boleh pulang naik taksi maupun gojek, walaupun Sinta pertamanya tidak mengizinkan mau bagaimana lagi Jessa tetap memaksa, akhirnya Sinta pun mengizinkannya.
Jessa tau bahwa kakaknya itu tidak akan menjemput, dan pasti yang akan menjemput adalah Elvano. Sebenarnya Jessa sudah tidak terlalu sensi pada Elvano tapi dia bimbang karena bila dia memberi harapan pada lelaki itu, takutnya dia akan menyakitinya karena bila hubungan mereka lanjut akan ada jarak yang memisahkannya. Dan Jessa tidak mau itu.
Benar saja, Elvano sudah ada di sana menunggu Jessa, ditempat andalannya yang setiap dia tempati.
Jessa tidak peduli dengan lelaki itu, dia berjalan menuju halte menungu taksi atau pun bila tidak ada dia akan memesan ojek online.
"Jess," panggil Elvano sambil mendorong motornya.
"Apa?" sahut Jessa dingin.
"Pulang bareng gue aja." ajak Elvano namun ditolak oleh Jessa.
"Enggak gue nunggu taksi aja." Jessa melihat jalanan tidak ada tanda-tanda taksi yang lewat, lalu lelaki di depannya itu sudah menatapnya.
"Udah gak bakalan dateng, udah pulang bareng gue aja."
"Gue naik ojol aja," Lalu gadis itu membuka aplikasi ojek online, dan segera memesan ojol, hanya saja keberuntungan tidak berpihak padanya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Mine [Revisi]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] Elvano Adhitama Naufal adalah lelaki populer di SMA Angkasa, dia hampir mendekati kata sempurna, dia tampan, kaya, tinggi, berkharisma, kapten basket, mendekati sempurna, bukan? Banyak siswi SMA Angkasa yang menyukainya, nam...