Bila waktu dapat di ulang ingin aku kembali dimana aku dan kamu belum saling mengenal. -Jessalyn.**
Jessa menjalani liburannya dengan membaca buku, mendengarkan musik, mengganggu Justin, belajar jenis-jenis makanan dengan Bi Mami, dan bercerita tentang segala hal bersama sang Mama. Ya begitu lah cara Jessa agar lupa tentang apa yang menghantui pikirannya itu.
Lusa gadis itu resmi menjadi kelas 11, dan juga gadis itu akan bertemu Elvanonya yang selama ini terus menerus menghantui pikirannya itu dengan segala pertanyaan.
Kini gadis itu sedang berada di ruang keluarga duduk berdua bersama Sinta—ibunya. Itu lebih baik dari pada diam seharian di dalam kamar.
"Maa semalem Jessa teleponan sama Papa katanya lusa dia mau pulang," ucap Jessa antusias karena telah lama menatikan Papanya itu.
"Wah ternyata kamu yang pertama dikasih tau Mama aja baru Papa kasih tau tadi pagi," balas Sinta dengan tersenyum senang karena melihat anak bungsunya itu kembali bahagia beberapa hari kebelakang dia melihat Jessa tawa Jessa yang hanya dibuat-buat semata-mata untuk menutupi luka, tapi kali ini nyata tulus dia keluarkan dari hati.
"Maa Jessa mau masak masakan Jessa sendiri buat Papa nanti, terus Jessa mau minta Bi Mami buat ngasih tau cara masak opor ayam kesukaan Papa."
"Biar Mama aja nanti kasih tau kamu caranya, ya."
Jessa mengangguk sambil tersenyum senang, selama seminggu ini hatinya gelap tidak ada yang menyinari tapi setelah Papanya akan pulang seakan-akan hati yang semulanya gelap menjadi terang seketika.
"Nak tetap gini Mama suka liat kamu tersenyum, Mama suka ikut sedih liat kamu sedih," kata Sinta sambil memeluk Jessa.
Jessa gak akan kaya kemarin-kemarin lagi Maa, lusa dan seterusnya akan ada Jessa yang baru yang selalu tertawa dan gak sedih lagi, janji. Ucap Jessa dalam hati tidak ia utarakan pada Mamanya itu.
**
Hari ini Dymas mengajak Jessa jalan bukan untuk modus, ada hal yang ingin dia sampaikan peting katanya. Mereka janjian di sebuah Kafe, Jessa menolak untuk dijemput oleh Dymas. Gadis itu kini sudah sampai di Kafe dia sudah melihat keberadaan Dymas dia sudah duduk sambil memainkan ponselnya. Jessa pun segera menghampiri lelaki berkulit sawo matang itu.
"Sori ya kak lama," kata Jessa sambil duduk depan Dymas. "Jadi ada apa kak?"
"Tapi lo jangan marah, ya?" pinta Dymas.
"Ya ada apa dulu."
"Bingung ngomongnya."
"Yaudah gak usah ngomong nanti aja kalo udah gak bingung," tidak ada rasa penasaran dari Jessa.
"Gini-jadi-lo-cuman.." kata Dymas ragu.
"Apa sih gak jelas," sahut Jessa sedikit kesal karena lelaki didepannya ini tidak jelas.
"Jess lo cuman dijadiin pelampiasan sama El," Jleb seperti ada petir yang menyambar gadis itu disiang bolong, tidak Jessa tidak percaya.
"Ngaco deh kakak itu sahabatnya kak El masa ngomongnya yang enggak-enggak."
"Gue serius ngapain gue boong gak ada untungnya buat gue, lo tau Elvano kemana? Dan postingan di ig lo pasti penasaran kan tentang postingan itu?" Dymas berusaha meyakinkan Jessa.
Memang buat apa Dymas berbohong pada Jessa tidak ada yang harus diuntungkan ini, dan benar dia ingin tau tentang postingan itu. "Kak gue gak mau dengerin omong kosong lo, gue tau dia di US nemenin nyokapnya dan tentang postingan itu mungkin sepupunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Mine [Revisi]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] Elvano Adhitama Naufal adalah lelaki populer di SMA Angkasa, dia hampir mendekati kata sempurna, dia tampan, kaya, tinggi, berkharisma, kapten basket, mendekati sempurna, bukan? Banyak siswi SMA Angkasa yang menyukainya, nam...