61

61.3K 2.4K 70
                                    

Apakah aku harus menerimamu lagi atau tidak?

**

Suara alarm sudah berbunyi, padahal matanya masih ingin tertidur. Tapi mau bagaimana lagi dia harus bangun.

Semalaman Jessa tidak tidur karena memikirkan dirinya dengan Elvano. Jadi dia manfaatkan waktu insomnianya itu dengan belajar. Tepat jam tiga lebih dua puluh lima dia tertidur dan harus bangun lagi jam 6 pagi.

Gadis itu segera masuk kadalam kamar mandi. Sepuluh menit kemudian Jessa keluar dari kamar mandi, dia sudah mengenakan seragam putih abu-abunya.

Setelah selesai Jessa keluar dari kamarnya dengan menggunakan masker, dia akan bilang pada temannya bahwa dia sedang flu. Jessa tidak mau terkena ejekan atau semacamnya, karena orang-orang pasti mengira yang tidak-tidak.

Setelah keluar kamar Jessa melihat Elvano sedang tidur di sofa depan kamar Jessa, dia tertidur tanpa selimut. Pasti dia kedinginan Jessa pun mengambil selimut dari laci dan memakaikannya ke tubuh lelaki itu.

Sebelum beranjak dari sofa Jessa menatap Elvano, lalu pandangannya fokus pada bibir yang berwarna pink alami dengan bentuk bibir yang bagus dan bibir bagian bawah yang sedikit tebal.

Jessa langsung mengicapkan matanya, dia tidak boleh terbawa perasaan soal semalem. Sebelum Jessa benar-benar akan berangkat, lelaki itu sudah membuka matanya dan menatap binar mata Jessa.

"Pagi," sapaan hangat dari Elvano walau suaranya sedikit parau.

Jessa hanya tersenyum, entahlah kenapa bibirnya harus tersenyum. Harusnya dia merasa canggung tapi ini tidak.

"Mau berangkat? Gue anterin ya." Lelaki itu langsung bangun dan merubah posisinya menjadi duduk.

"Gak usah, bahaya naik motor dalam keadaan abis mabuk."

"Gue udah gak mabuk kok Jess."

"Tetep aja masih ada sisa-sisa alkoholnya."

"Gimana kalo gue anterin naik taksi aja."

"Aduh kak, udah gue sendiri aja."

"Enggak gue pengen anterin lo."

Dari pada dia harus kesiangan jadi Jessa mengiyakan saja, beradu argumen dengan lelaki yang keras kepala ini tidak akan selesai-selesai.

"Iya udah, gue mau makan roti dulu, kakak cuci muka dulu aja." kata Jessa sambil berjalan menuruni tangga.

Gadis itu sedang mengolesi selai coklat kedalam roti. Tiba-tiba saja lelaki yang menciumnya semalam sudah ada di sana. Bahkan Jessa saja belum memakan rotinya sama sekali.

"Cepet benget," ucap Jessa sambil mengolesi roti. "Mau?"

Elvano menggeleng. "Enggak lo aja yang makan."

Lelaki itu duduk di dekat Jessa, Elvano baru menyadari bahwa ada luka pada bibir Jessa dan lukanya sedikit berwarna ungu.

"Jess, sakit gak?" tanya Elvano.

Gadis itu menaikan alisnya. "Apa yang sakit?"

Elvano menjawab dengan sorotan matanya yang mengarah pada bibir Jessa.

Dengan cepat Jessa menutupnya dengan masker, ah kali ini baru dia merasa canggung karena Elvano membahasnya.

"Enggak kok."

"Sori ya semalem gue tiba-tiba cium lo."

"Kak berangkat yu udah siang, nanti telat." gadis itu segera beranjak dari kursi dan berjalan keluar.

He Is Mine [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang