Fase hidup adalah ada kalah dan menang, berhasil atau tidak. Dengan itu kita harus terima dengan lapang dada, karena dari kegagalan akan ada sebuah jalan agar kita menjadi yang lebih baik lagi.
**
Gadis berambut panjang itu sedang duduk sambil menatap laptopnya, dia akan melihat hasil apakah gadis itu diterima atau tidak.
Dia sudah ikhlas apapun hasil, gadis itu akan menerima dengan lapang dada, bila dia diterima berarti itu adalah rezekinya, dan bila tidak diterima berarti Tuhan sudah merencanakan masa depannya di Indonesia.
Gadis itu sengaja ingin melihat hasilnya sendiri, jadi bila dia menangis tidak akan ada yang tau.
Jantungnya berdegup kencang, keringat dingin yang membasahi pelipisnya, sepertinya AC dikamar gadis itu rusak sehingga rasanya panas sekali. Padahal dia tinggal memencet enter tapi tangannya ragu-ragu untuk memencet.
Gadis itu menutup kedua matanya, dan kini dia memberanikan diri untuk melihat hasilnya, dengan mata tertutup.
1
2
3
Jessa membuka matanya perlahan, seperti ada jarum yang menusuk bagian hatinya, gadis itu menyenderkan punggungnya ke kursi dengan lemas.
Tidak apa-apa harus ikhlas, begitu lah Jessa menenangkan dirinya. Enggak semua yang diharapkan akan berjalan mulus, semua pasti ada berhasil dan gagal.
"Gak papa Jess masih ada kampus di sini yang mau nerima lo," gumam Jessa, mau dikuat-kuat juga tetap saja hatinya sakit menerima kenyataan ini, pagi siang sore malam dia belajar dan hasilnya masih tetap saja kurang.
Lalu gadis itu menutup laptopnya, kecewa? Kalian pun bisa merasakan seperti apa rasa kecewa yang dirasakan oleh gadis ini.
Sepertinya gadis itu akan tidur seharian dikamar, dan tidak akan keluar kamar, moodnya sedang dalam keadaan tidak baik.
Ada beberapa panggilan masuk dari ponselnya namun dia mengabaikannya, terlalu malas untuk berbicara pada siapapun, dan pasti orang yang meneleponnya akan menanyakan apakah dia lulus apa tidak.
Mimpinya untuk berkuliah di luar negeri pun harus ia kubur dalam-dalam, mungkin dari awal dirinya terlalu percaya diri bahwa dia akan masuk, tapi realita tidak sesuai dengan ekpetasi.
Seseorang mengetuk pintu kamar Jessa pelan, namun gadis itu langsung pura-pura tidur dia tidak mau membicarakan soal kuliah dulu.
Orang itu pun masuk kedalam kamar Jessa, tapi belum sampai diranjang gadis itu lelaki berbadan jangkung itu membalikan lagi badannya karena melihat Jessa sedang tidur, dia tidak mau mengganggu pacarnya itu tidur.
"Kenapa balik lagi?" tanya Justin saat Elvano sudah duduk di sofa panjang dekat kamar Jessa.
"Lagi tidur gak mau ganggu gue," sahut Elvano.
"Yah," helaan nafas dari Grace yang baru datang juga barbarengan dengan Elvano tadi, "padahal gue pengen tau dia keterima atau enggak."
"Tunggu dia bangun dulu aja," kata Elvano.
**
Paginya Jessa terbangun, benar saja dia mengurung diri dikamar. Sempat kemarin Grace dan Justin pun masuk untuk memastikan bahwa Jessa sudah bangun apa belum, tapi yang dilakukan gadis itu pun sama pura-pura tidur.
Jessa turun ke bawah untuk mengambil minum, dirumahnya aman karena Justin pergi ke kampus dan Elvano pun sama pasti dia pergi ke kampus. Sebelum ke dapur dia melewati ruang tamu dan ternyata mamanya sedang duduk sambil meminum teh. Ternyata mamanya sudah pulang, gadis itu pun langsung berlari dan memeluk sang mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Mine [Revisi]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] Elvano Adhitama Naufal adalah lelaki populer di SMA Angkasa, dia hampir mendekati kata sempurna, dia tampan, kaya, tinggi, berkharisma, kapten basket, mendekati sempurna, bukan? Banyak siswi SMA Angkasa yang menyukainya, nam...