24

71.8K 2.8K 213
                                    

Setelah diantar pulang oleh Elvano Jessa langsung masuk kedalam kamarnya memeluk erat dirinya sendiri, pasalnya sewaktu ingin pulang tadi Elvano meminjamkan hoodie miliknya dengan alasan takut gadis itu masuk angin dan dia tidak mau tanggung jawab. Jessa terus saja mengambungi aroma dari hoodie tersebut karena bau-nya benar-benar ciri khas dari seorang Elvano. Antara bau farfum, rokok, dan entah apa itu benar-benar menyatu dari hoodie-nya terlebih tadi di sekolah lelaki itu memakai hoodie itu.

Dan hari ini Jessa berhasil membuat Elvano mau mengerjakan tugasnya, dengan satu syarat agar Jessa menemaninya mengerjakan tugas. Suatu peluang besar untuk Jessa agar dia bisa lebih dekat dengan Elvano, tanpa Jessa harus meminta lelaki itu yang meminta Jessa duluan.

Flassback On

Elvano baru kali ini di ejek oleh perempuan dan perkataan Jessa tidak sepenuhnya salah memang benar apa yang di katakan Jessa, Ibunya bekerja siang malam hanya untuk Elvano tapi anaknya hanya menjadikan kekayaan ibunya untuk jaminan masa depannya agar tidak usah susah payah berusaha toh semua yang dia mau sudah ada.

Elvano menatap Jessa sampai gadis yang ditatap mah menjadi salting. "Gue mau ngerjain tugas tapi ada satu syarat."

Jessa menaikan alisnya sebelah.

"Asal lo temenin gue ngerjain tugasnya," lanjut lelaki beralis tebal itu, yang membuat Jessa berkedip dua kali.

Hati lo gak pernah bisa gue tebak, kapan lo baik dan kapan lo nyebelin. Jessa membatin.

"Kenapa harus gue?"

"Karena kita PDKT, dan biar lebih deket ya kita harus sering ketemu."

"Gue gak ngerti jalan pikiran lo kak, pikiran sama hati lo gak bisa gue tebak. Alasan lo mau PDKT sama gue kenapa sih? Padalah banyak cewek di Angkasa yang ngejar-ngejar lo, gue juga pernah denger kalo lo itu jutek sama cewek, tapi kenapa sekarang lo minta gue deket sama lo?" Jessa mengela nafas panjang masih menatap wajah tampan lelaki jangkung itu. "Tolong jangan buat hati anak orang di terbangin terus lo jatuhin seenaknya" lanjut Jessa dalam hati.

"Sorry, gue gak bisa bilang alasannya apa. Tapi bisa kan lo nurut apa kata gue? Dengan lo mau deket sama gue itu udah cukup kok gue gak minta lo jadi pacar gue, gue minta lo sama gue deket."

"Jangan bersikap kayak gitu kak, cewek juga punya hati yang tulus dan bukan untuk di permainkan dengan enggak ngasih kejelasan. Ini sama aja lo ngegantungin gue!" Pipi putih Jessa sekarang sudah berubah menjadi merah, sedari tadi gadis itu menahan air matanya keluar untung saja bisa ditahannya.

"Cinta gak perlu status Jess. Yang penting komitmen, aku buat kamu, kamu buat aku." Entah Jessa harus percaya atau tidak dengan ucapan Elvano itu, tapi sungguh itu membuat Jessa antara ingin menangis bahagia atau berteriak seperti orang gila, memang terdengar sedikit lebay.

"Kita buat komitmen, lo milik gue meskipun kita gak punya status tapi lo tetep milik gue." Elvano melanjutkan perkataannya.

"Kamu milik aku gitu?" tanya Jessa.

Lelaki yang ada dihadapannya itu hanya tersenyum lebar lalu Jessa pun membalas dengan senyum bahagia.

Flassback off

Karena ini kali pertamanya Jessa 'berpacaran', jadi gadis itu benar-benar seperti anak SMP yang baru mengenal cinta. Meskipun tidak pacaran tapi 'komitmen' lebih dari segalanya. Lagi pula sekarang banyak tuh anak muda yang berpacaran dengan si A tapi membuat komitmen dengan si B.

Ketika Jessa sedang senyum-senyum sendiri seperti orang gila, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka seseorang masuk dengan wajah tanpa dosa yang membuat Jessa menatapnya kesal siapa lagi kalau buka Justin. Lelaki berdarah Prancis itu duduk di samping Jessa lalu gadis itu menaikan kedua alisnya.

He Is Mine [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang