Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Jessa segera memasukan buku beserta alat tulisnya kedalam tas. Ponsel Jessa bergetar gadis itu segera melihat ponselnya, ternyata ada notifikasi dari layar ponselnya.
Mama: Sebelum ke bimbel kamu mampir dulu ke mall deket sekolah kamu, Tante Tasya ngajakin buat makan dateng ya ngewakilin mama, Justin katanya ada tugas kelompok jadi gabisa.
"Kenapa harus gue sih," gumam Jessa.
Setelah guru mata pelajaran keluar semua murid di kelas keluar berhamburan keluar kelas.
Jessa berjalan sendirian, karena Anne harus rapat osis dan Grace pergi ke kelas Justin karena kakaknya menjanjikan untuk nonton pulang sekolah ini, memang Justin berbohong pada Sinta.
Sekarang Jessa memang sudah jarang dijemput Pak Bono, karena gadis itu meminta untuk tidak dijemput karena lebih baik bersama Justin. Tapi kali ini mungkin dia akan naik taksi atau ojek online.
Di parkiran sekolah Jessa sedang berjalan tanpa melihat kearah depan, dia sedang menunduk sambil memainkan ponselnya, sampai tak sadar seseorang menegurnya.
"Kalo jalan liat ke depan, nabrak tiang tau rasa lo," teguran yang terdengar sinis itu masuk kedalam telinga Jessa.
Gadis itu sadar lalu menoleh ke arah sumber suara itu, ternyata yang menegurnya adalah Elvano dia sedang duduk dimotornya sambil memegangi helm. Karena malas untuk merespond Elvano Jessa mengabaikannya.
"Gue nunggu lo dari tadi panas dan lo malah cuekin gue, cepet naik kalo bukan nyokap yang nyuruh gue males diem disini nunggu lo lama-lama," imbuh Elvano, entah kenapa ucapan kasar dan sinisnya itu kembali lagi.
"Gue gak nyuruh kakak nunggu kok," balas Jessa.
"Nyokap gue yang nyuruh, cepet naik gue males debat sama lo!"
Jessa hanya berdecak kesal, karena beradu argumen dengan lelaki itu sama saja tidak akan ada yang mau mengalah.
Kemudian Jessa naik ke atas motor Elvano, lelaki itu pun melajukan motornya dengan sangat cepat sampai-sampai gadis yang di boncengnya itu berpegangan erat pada jaket yang dipakai Elvano.
"Kak pelan-pelan!" kata Jessa.
Lelaki itu tidak merespond Jessa justru dia menambah kecepatannya, karena takut Jessa pun melepas pegangan pada jaketnya dan mulai memeluk erat Elvano, bukan untuk modus tapi dia ketakutan.
Elvano kaget karena tidak menyangka bahwa Jessa akan seberani ini untuk memeluknya, niatnya hanya untuk menakut-nakuti Jessa karena gadis itu sudah membuat Elvano tidak jadi menjemput Meiyra.
Lelaki itu sekarang melajukan motornya dengan perlahan, karena jantungnya berdegup sangat cepat apa mungkin karena pelukan dari Jessa? Ah tidak mungkin, kan lelaki itu tidak menyukainya.
Karena jarak sekolah dan Mall dekat jadi mereka kini sudah sampai. Elvano memarkirkan motornya setelah Jessa turun.
"Kakak mau mati? Kalo mau mati jangan ngajak orang dong, gue itu masih pengen idup. Sumpah ya jantung gue udah mau copot gimana kalo gue kenapa serangan jantung mendadak mau tanggu jaw..." ceroscos Jessa namun tidak begitu dihiraukan oleh Elvano. "Sori." balas Elvano tanpa dosa lalu dia berjalan meninggalkan Jessa.
"Najis sumpah kenapa gue harus kenal orang kaya Elvano Adhitama," gerutu Jessa sangat-sangat kesal.
Setelah itu Jessa menyusul Elvano sambil menghentak-hentakan kakinya kesal.
Sampai di sebuah restoran di sana sudah ada Tante Tasya sedang duduk dan di sampingnya ada Elvano dia sudah duduk di sana.
"Jessa bener dateng kesini bareng Elvano? Dia gak bohong sama Tente, kan?" tanya Tasya tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Mine [Revisi]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] Elvano Adhitama Naufal adalah lelaki populer di SMA Angkasa, dia hampir mendekati kata sempurna, dia tampan, kaya, tinggi, berkharisma, kapten basket, mendekati sempurna, bukan? Banyak siswi SMA Angkasa yang menyukainya, nam...