Tiga puluh menit setelah Elvano bernyanyi akhirnya Naif telah sampai, mereka dengan cepat naik ke stage dan menyapa para penggemar yang sudah sedari tadi menunggu.
Dan mereka mulai menyanyikan salah satu lagunya.
Buta hatiku oleh keindahanmu
Hanya ada dirimu di dalam hatiku, didalam hidupku
Tidakkah kau tahu ku sangat mencintaimu
Namun kau tak pernah merasa seperti yang ku rasakan kepadamuSelama ini aku salah mengartikan maksud di balik hatimu
Selama ini aku anggap engkau benar-benar cinta kepadaku
Dan akhirnya ku tahu kau tak mencintaikuTidakkah kau tahu ku sangat mencintaimu
Namun kau tak pernah merasa seperti yang ku rasakan kepadamuSelama ini aku salah mengartikan maksud di balik hatimu
Selama ini aku anggap engkau benar-benar cinta kepadaku
Dan akhirnya ku tahu kau tak mencintaikuSelama ini aku salah mengartikan maksud di balik hatimu
Selama ini aku anggap engkau benar-benar cinta kepadaku
Selama ini aku salah mengartikan maksud di balik hatimu
Dan selama ini aku anggap engkau benar-benar cinta kepadaku
Dan akhirnya ku tahu kau tak mencintaiku
Ku sadar ku masih sangat mencintaimu.Lagunya kenapa gini banget sih, gerutu Elvano dalam hati.
"Jess temenin ke kantin yu gue laper," ajak Elvano, sebenarnya ia tidak benar-benar lapar hanya saja Elvano sangat muak dengan makna dalam lagu itu.
"Tapi belum selesai lho."
"Udah nanti aja," Elvano langsung menarik tangan Jessa menjauhi stage. Untung saja mereka diam di dekat backstage jadi lebih mudah untuk keluar dari banyaknya lautan manusia.
Mereka sudah berada di dalam kantin, keadaan kantin tidak terlalu ramai karena para murid berada di lapangan. Mereka duduk di meja langganan Elvano, pojok kantin.
"Nanti liburan mau kemana?" tanya Jessa.
Elvano tampak berfikir sejenak. "Belum tau."
"Gimana kalo liburan keluar kota? Yogya gitu atau kemana," Jessa menyarankan itu namun Elvano menolak.
"Gak deh kayaknya Jess liburan disini aja jangan jauh-jauh."
Raut wajah Jessa yang tadinya sumeringah menjadi murung ingin memaksa tapi lelaki itu tidak suka dipaksa.
"Oke." ucapnya pasrah.
**
"Kak pulang sekolah temenin aku beli sepatu yu," ajak Grace kepada Justin yang kini sedang duduk disampingnya.
Ya, kini Justin dan Grace sedang duduk berdua di taman belakang, karena tempat itu lah yang sedikit tenang dari pada di lapangan yang berisik dan sumpek karena banyaknya manusia.
Justin menepati janjinya kepada Jessa, akhirnya Justin mulai membiarkan hatinya berlabuh di pelabuhan yang tepat, tidak seperti dulu yang asal singgah tanpa tau apa tujuannya. Hubungannya bersama Meiyra? Seminggu yang lalu mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungannya karena keduanya tidak sepaham dan sepemikiran. Untuk Justin itu hal yang bagus karena dia tidak perlu susah payah mencari alasan untuk putus.
"Iya, tapi pulang dulu ya ganti baju dulu," ucap Justin.
"Kak masih inget gak awal kita kenal?" tanya Grace sambil menatap langit yang biru itu.
Justin menoleh lalu menarik sudut bibir keatas menimbulkan lesung pipi di kedua pipinya.
"Waktu dua taun yang lalu tepatnya ulang tahun tante Sarah kamu so-soan pake haihils terus kamu jatoh," Justin bercerita sambil tertawa geli, "yang lucunya lagi muka kamu jatoh tepat di depan kuenya."
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Mine [Revisi]
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] Elvano Adhitama Naufal adalah lelaki populer di SMA Angkasa, dia hampir mendekati kata sempurna, dia tampan, kaya, tinggi, berkharisma, kapten basket, mendekati sempurna, bukan? Banyak siswi SMA Angkasa yang menyukainya, nam...