Sepuluh

225 17 3
                                    

Setelah beberapa hari izin tidak mengikuti pelajaran karen TC di Jogyakarta, akhirnya hari ini Rendy, Zico, dan David masuk kembali kesekolah.

"Akhirnya bisa nginjak koridor kelas lagi!" David berujar dramatis membuat Zico menggeplaknya dengan gemas.

"Gak usah alay!" Rendy berucap sakratis sebelum David melontarkan kata-kata lebay.

"Kau itu aneh Dav, dan lebih anehnya lagi Coach memilihmu menjadi kapten!" Zico berujar dengan riak berpikir.

"Aneh-aneh gini, aku yang paling disiplin, sabar, dan tentu saja manis!"

"Terlalu banyak bergaul sama Rasti jadi begitu."

"Efek K-popers."

"Sial!"

"Eh, Della mana? Tumbenan gak bareng?" Tanya David saat menyadari sepupunya tidak menempel dengan Rendy.

"OYYYY!" Rasti berteriak dengan girang, berlari kearah mereka. Merangkul bahu Zico dan David yang lebih tinggi darinya, membuat keduanya sedikit membungkuk.

"Gimana? Gimana TC nya? Seru gak? Oleh-oleh buatku mana? Astaga kalian kejam sekali. Aku kan pengen ikut." Cerosos Rasti tanpa peduli tatapan heran ketiganya.

Zico mengernyit. "Apa yang kau makan beberapa hari terakhir?"

"Aku makan nasi, tumis kangkung, tempe tahu goreng, rujak, bajigur---"

"Stop!" David menutup paksa mulut Rasti dengan tangan kanannya.

Rendy memutar bola mata malas. "Aku duluan!" Rasti melambai dramatis seolah tak rela Rendy tak membantu melepaskannya dari David.

"Ishh!" David mengibaskan tangannya kesal. Matanya melotot, kesal dengan Rasti yang menggigit tangannya.

Rasti hanya nyengir. "Kanibal!" Sadis David tanpa perasaan.

Mereka berjalan dikoridor dengan tangan Zico dan David yang merangkul bahu Rasti. Membuat gadis itu agak risih karena sepanjang berjalan banyak siswa yang memperhatikan.

"Kita punya hadiah untuk kamu, Ras!" Lirih David yang masih bisa didengar oleh Rasti dan Zico.

Mata Rasti membulat. "Bener? Apaan?" Tanya Rasti dengan kedua tangan menengadah, meminta pa yang David katak kan.

"Nanti aja pas pulang sekolah!" Sahut Zico cepat.

Hari ini tidak ada yang special, hanya diam memperhatikan pelajaran yang membuat Rasti kesal. Dia sudah tak sabar menunggu bel pulang berbunyi untuk yang pertama kalinya.

Rasti langsung menahan tas keduanya saat akan meninggalkan kelas. "Oleh-olehnya mana?" Rasti meminta dengan tegas, matanya memincing.

Zico dan David langsung membuka tasnya, mengeluarkan plastik putih berukuran sedang dan langsung memasukan kedalam tas Rasti setelah memutar tubuh gadis itu terlebih dahulu.

"Dibukanya nanti aja dirumah!"

"Sekarang ayo pulang!"

"Isinya cemilan ya?" Tanya Rasti saat mereka sedang berjalan menuju gerbang.

David menganggukan kepalanya kemudian menggelengkan. "Iya dan bukan."






Ditulis : 31 Mei 2019
Saat inget waktu ke Jogja dulu.

Publikasi : 16 September 2019

Biru

Ketika Kita Bertemu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang