Empat Puluh

180 12 0
                                    

"Bagus. Segitu capek jomblo sepupu aja diaku pacar!"

Rasti menggeleng dengan cepat, menyangkal perkataan Zico. "Gak bukan gitu. Itu si Abang emang kerdusnya minta ampun."

"Brother complex?" Zico menaikan sebelah alisnya menantang, sinar jenaka berputar dengan jelas dimatanya.

Rasti menggeplak pundak Zico hingga siempu medesis. "Enak aja. Walau oke muka Bang Rury tapi suka sama dia itu gak banget. Penipu kaya gitu gak suka." Ujar Rasti dengan serius.

Iya serius dia kena tipu Rury. Dia mau-mau aja bantu jadi pacar bohongan Rury karena percaya dia gak mau diganggu sama cewek-cewek gak jelas. Gak tahunya ternyata si Abang emang buaya. Kena kibul dia selama ini. Kalau gak dosa pengen banget Rasti kirim santet ke Rury kalau bisa level 12 biar manjur bener.

"Kamu aja terlalu bego, gampang banget dikibulin."

Rasti mencebik. "Gak gitu juga kali."

"Gak usah ngejek pemanasan aja yang bener biar gak cidera."

"Kamu lupa siapa Sutan Zico." Seloroh Zico dengan dagu terangkat dan nada meremehkan.

"Sutan Zico? Siapa tuh kaya baru denger." Rasti memiringkan kepalanya dengan ekspresi penasaran tapi lebih kearah mengejek.

Zico mengulas senyum penuh arti. "Striker timnas U-16 yang keren."

"Tenang aja kamu bisa melihat Sutan Zico bermain futsal nanti dan lihat sendiri seberapa keren dan berbakatnya dia. Aku hanya berharap kamu siapin mental aja. Hati-hati jangan sampai jatuh hati." Zico menepuk puncak kepala Rasti dengan lembut membuat Rasti mematung.

Zico terkekeh pelan. Mencondongkan badannya kearah Rasti. "Bagaimana kalau kita buat kesepakatan? Jika aku menang kamu jadi teman sepenanggungan, berbagi suka dan duka, mimpi, dan semua?" Bisiknya dengan lembut ditelinga gadis itu yang sekarang seolah kehilangan sukmanya.

Zico kembali menegakan tubuhnya. "Tunggu Sutan Zico menang dan kita akan menjadi dua orang yang terikat, berusaha menghapai mimpi bersama."

"ZICO. SINI CEPETAN GAK USAH GANJEN!" Itu David yang memanggilnya karena tak segera kelapangan.

"Siap-siap. Gak usah syok."

Zico menepuk bahu gadis itu sebelum berlari masuk kedalam lapangan.

Rasti mengepalkan tangannya.

"Tadi itu apa?" Gumamnya dengan bingung.

Ditulis : 27 Juni 2019
So what?
Publikasi : 11 Desember 2019
Semangat UAS nya💜

Ketika Kita Bertemu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang