Dua

422 21 6
                                    

Kelas yang tadinya ramai langsung hening saat seorang guru masuk dengan senyum tipisnya yang tampak sangat manis.

"Selamat Pagi!"

"Pagi, Pak!"

Suara nyaring murid perempuan mendominasi. Sepertinya mereka baru saja menemukan sesuatu yang benar-benar menakjupkan.

Kayla yang duduk disebelah Rasti mencoba membangunkan gadis itu dengan cara mengguncangkan bahunya pelan. Gila, bisa tamat riwayat teman barunya itu, jika ketahuan tidur saat awal masuk sekolah.

"Hey bangun!" Kayla masih berusaha membangunkan Rasti yang tidur seperti orang mati.

"Ok, pertama apa ada yang sudah kenal saya?" Tanya guru itu dengan senyum lebarnya membuat siswa perempuan menahan napas.

Semua siswa serentak menggeleng. "Perkenalkan nama saya Candra Gumilar Kuswoyo, saya guru Sejarah dan Wali Kelas kalian selama satu tahun pelajaran. Saya harap kita bisa berkerja sama dengan baik."

"Sebelum saya menjelaskan tetang aturan saat pembelajaran saya. Saya ingin kalian terlebih dahulu melakukan perkenalan. Kalian bisa melakukannya dengan berdiri ditempat kalian."

"Kita mulai dari pojok kanan depan."

Siswi yang duduk dibangku itu berdiri dengan gugup. Matanya menatap sekitar, semua orang memperhatikannya. "Emm nama saya Salsa Nur dari SMP 1 Tasikmalaya."

Semua siswa langsung melongo. Gila sunda gitu. Cantik lagi.

"Gila Co baru sadar aku kalau orang Sunda tuh cantik." David menepuk bahu Zico dengan semangat, membuat siempu mendesis sakit karena David tak main-main menepuknya.

"Cantik, kan cewek." Savage Zico keluar membuat David menghentikan kegiatannya dan mencebik.

"Hey bangun!"

Zico sedikit memutar tubuhnya kebelakang saat Candra tak melihat kearahnya. Dengan sadis Zico mencabut rambut yang ada ditangan gadis itu.

Rasti mendesis, membuka matanya dengan enggan. Sebelah tangannya ia gunakan untuk mengusap bagian yang terasa perih karena ulah Zico.

"Akhirnya bangun juga." Kayla menghembuskan napas lega, dia pikir gadis yang duduk disampingnya itu pingsan.

Rasti mengernyit saat melihat sekitar. Matanya membelalak kaget saat melihat seseorang yang berdiri didepan meja guru. Tubuhnya tinggi, kulit Putih, hidung mancung dan senyum tipis yang tak asing. Ketika mata Candra menatap balik Rasti, gadis itu langsung mengucek kedua matanya memastikan jika itu bukan ilusi.

Rasti repleks berdiri membuat Kayla bingung, sedangkan Zico langsung kembali keposisinya karena sungguh firasatnya mengatakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi.

"RM OPPA!!" Pekik Rasti semangat, membuat kelas langsung hening. Semua mata menatap horor kearahnya.

Kayla langsung syok dengan apa yang Rasti lakukan. Dia menenggelamkan kepalanya dalam lingkaran lengan. Malu sekali padahal bukan dia yang melakukan itu semua.

Candra mengernyit. "Saya bukan RM---"

"LOH BISA NGOMONG BAHASA INDONESIA? OPPA NGAPAIN DISINI?" Tanpa menyadari situasi Rasti langsung berjalan menghampiri Candra dengan bingung. Sedangkan siswa lain hanya melihat dan sesekali cekikikan.

Candra mencebik. "Saya Candra Wali Kelas kamu. Bukan Oppa kamu."

"Hah benarkah?" Rasti melipat tangannya didepan dada. Kepalanya miring memperhatikan Candra dengan seksama.

"Coba senyum yang lebar!" Candra mengikuti kemauan murid gebleknya agar dia puas.

"Huh benar, ternyata bukan RM Oppa. Bapak tidak memiliki lesung pipi, lebih pendek juga dari dia kayanya, aku baru sadar bibir Bapak juga gak sama. Sekilas hanya mirip." Komentar Rasti membuat semua siswa terkikik, berbeda dengan Candra yang dalam hati tengah dongkol.

"Mungkin karena tadi aku tidur kali, makanya Bapak jadi mirip RM Oppa. Astaga ini bahaya." Menyadari jika ia mengatakan hal yang salah, Rasti Langsung berbalik berniat kembali kebangkunya. Tapi langkahnya tertahan karena Candra menarik kerah belakang seragamnya.

"Mau kemana? Tidak semudah itu."

0O0

[23072019]

Cerita ini sepi peminat ye? Sepi banget malah, gak laku wkwkw. Gpp bakal diup sampai tamat kok, siapa tahu setelah tamat ada beberapa org yg minat baca.

Biru

Ketika Kita Bertemu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang