"Kay, makan bakso yang deket halte, yuk!" Ajak Rasti saat mereka baru saja menyelesaikan pekerjaannya.
Kayla mengangguk dengan antusias karena dari tadi perutnya memang berbunyi minta diisi.
Mereka berjalan beriringan. "Kay, mimpi kamu apa?"
Kayla menatap Rasti dengan senyum manisnya, "Aku pengen jadi Dosen. Kamu tahu, aku menyukai pendidikan."
"Kenapa harus Dosen? Kenapa gak guru saja?" Tanya Rasti bingung, bukankah lebih mudah jadi guru. Setidaknya setelah lulus S-1 bisa jadi guru, sedangkan Dosen harus lulus S-2 dulu baru bisa.
"Jadi Dosen itu lebih enak setidaknya Mahasiswanya lebih serius belajar gak kaya jadi guru."
Rasti hanya terkekeh dia ingat bagaimana teman-temannya yang tidang mengerjakan PR mereka dirumah dan malah mencontek dengan tergesa pagi harinya.
"Mimpi itu bukan sekedar keingin sementara, tapi apa yang ingin kamu capai dan kerjakan dalam jangka waktu panjang." Sambung Kayla saat pesanan mereka telah sampai.
Rasti mengangguk mencoba memahami. Mengambil sedikit sambal untuk ditambahkan kedalam baksonya. "Berarti mimpi itu harus benar-benar apa yang kita inginkan? Bukankah manusia itu mahluk dinamis yang bisa berubah?" Tanya Rasti meyakinkan.
Kayla tersenyum, menelan kunyahannya. "Benar. Tapi pasti dalam hidup kamu pernah dong bermimpi pengen berkerja jadi apa nantinya? Ah, atau yang paling mudah kamu pasti pernah ingin dapat nilai sempurna saat test itu juga impian."
"Tujuan itu tidak hanya tentang pekerjaan tapi juga sekolah dan yang terpenting masalah hati." Lanjut Kayla dengan mata mengedip genit membuat Rasti terbatuk.
"Wah teraktiran mantap ah!"
"Iyalah, itung-itung syukuran!"
Rasti dan Kayla mengalihkan pandangan mereka. Saat mendengar suara Zico.Mata Rasti membukat, tidak hanya Zico tapi juga Rendy, David, dan Della. Mereka memilih duduk dimeja yang berada terpat disamping mereka.
Rasti cepat-cepat mengalihkan matanya, menyuapkan satu bakso kecil. "Jangan dilihatin." Lirihnya.
Kayla sadar, pura-pura tak mengenal mereka.
"Ikh gila gak nyangka ya kalian bisa bawa piala itu juga."
"Gak nyangka."
Rasti memutar bola mata jenggah. Sial, ini salahnya coba saja dia tidak mengajak Kayla kesini mungkin dia tidak akan melihat mereka.
"Ras, tahu Justin Bieber gak?"
Ekor mata Zico memincing saat melihat dua orang remaja perempuan yang sangat dikenalnya itu.
"Orang gila juga tahu kali Kay!" Dengus Rasti. Apa Kayla pikir Rasti sekudet itu. Lagian Justin Bieber kan udah popeler sejak dia SD.
Kayla terkekeh pelan. "Aku pikir kamu gak tahu."
"Kamu pikir aku sekudet itu apa?"
Kayla mengedikan bahu. Mereka berdiri bersiap untuk membayar kemudian pergi.
"Loh Ras, kamu juga disini?"
Ditulis : 3 Juni 2019
Saat lelah makanan banyak tapi gak bisa.Publikasi : 24 September 2019
Libur adalah mitos
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Kita Bertemu (Selesai)
Fanfic"Ras, mau ikut nonton gak?" "Nonton BTS?" "Bukanlah. Siaran ulang pertandingan Barcelona vs Real Madrid semalam." Ketika Sutan Diego Armando Orlando Zico seorang pemain timnas U-16 dipertemukan dalam satu kelas dengan Rasti Aurelia seorang K-Poper...