Tiga Empat

176 12 0
                                    

Rasti yang sedari tadi berdiri dengan sesekali memejamkan mata karena takut jika mereka gagal membawa piala, sekarang bisa bersorak dengan tenang.

Ini seperti mimpi mereka, U-16, benar-benar luar biasa. Mereka berhasil mengukir harapan baru dalam kelamnya persepakbolaan Indonesia.

Pandangannya jatuh pada para pemain Thailand yang menunduk dengan air mata. Rasti tahu bagaimana sakitnya kegagalan dan kekalahan. Tapi biarkan ia menikmati euforia kemenangan ini dengan bebas.

Garuda di dadaku
Garuda kebanggaanku
Kuyakin hari ini pas bisa

Kedua netranya menyapu pada para pemain yang berjalan pada lintasan lari bersama para offical setelah mensalami semua pemain dan official Thailand. Itu adalah tradisi mereka sebagai tanda persahabatan dan menghormati lawan.

Ponsel-ponsel melayang diudara, berasal dari bangku stadion di mana para penonton melemparkannya. Para pemain menangkapnya, berfoto dengan ponsel itu kemudian melemparnya kembali pada pemiliknya.

Rasti yang duduk dibarisan dari tiga di depan ikut berdiri bersama yang lain. Turun mendekati pembatas.

"ZICO!"

Zico yang baru melemparkan ponsel dengan sigap langsung menoleh kesumber suara, menangkap ponsel dengan case BTS itu.

Berbalik membelaki bangku stadion, menganggkat ponselnya agak tinggi hingga gadis itu juga nampak. Lalu berpose sendiri dengan wajah datar. Mendekati pembatas, menyerahkan langsung ponsel pada Rasti karena tahu gadis itu tak mungkin bisa menangkap lemparannya, yang ada malah lebur itu ponsel.

Setelah mereka berkeliling, kembali ketengah lapangan melakukan viking clap seperti biasa.

Tiba pada waktu pengalungan mendali. Rasti memegang ponselnya dengan erat, mengabadikan moment itu. Matanya berkaca-kaca ketika para pemain berjalan kepangung dan dikalungi mendali oleh Ratu Tisa, bersalaman dengan cacaran petinggi PSSI.

Ketika David yang berdiri di tengah para pemain menganggkat trofi tinggi dengan kedua tangannya.

Di lapangan para pemain mulai berfoto dengan trofi, para pemain, dan para Official.

"Si banggo menang juga!" Zico menggeplak kepala Rendy dari belakang.

Rendy mendengus sebelum nyengir. "Hehe lumayanlah." Dia merangkul Zico dengan bersahabat.

"Si kapten masih rapi aja heran, perasaan selama pertandingan dia selalu menjadi kebanggaan guru BK." Zico menatap David yang tertawa dengan Bagas-Bagus, Upin-Ipin versi Indonesia yang gede.

Rendy terkekeh pelan. "Si David emang ditakdirin kaya gitu. Mana baik, wajahnya adem banget pas jadi kapten padahal aslinya tengil abis."

"Cie yang diam-diam merhatiin." David berlari kearah mereka dengan wajah sok malu-malu kucing.

Zico dan Rendy merangkul David. "Pede."

Ditulis : 12 Juni 2019
Saat dengerin lagu BTS "Dionysus".
Publikasi : 1 Desember 2019

Ketika Kita Bertemu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang