Dua Lima

206 13 11
                                    

"Ada yang mau ikut kuis ekskul Mading gak?" Rasti berdiri di depan kelas dengan sebelah tangan yang memperlihatkan lembar teka-teki siang.

David mengangkat tangan. "Hadiahnya apaan?" Tanyanya dengan malas.

Rasti tersenyum lebar. "Dapet jajan 20 ribu di koprasi untuk 3 orang dengan skor tertinggi."

Senyum semua teman-temannya langsung tercetak dengan lebar. "Ras bagi Ras!" Itu Salsa yang langsung ribut. Lumayan dia bisa mendapat tambahan uang jajan.

"Aku juga Ras!"

"David Ras!"

"Gak usah ribut kalian semua bisa ngisi tts tapi sendiri-sendiri mau kelompok juga boleh nanti jajanannya dibagi."

Rasti membagikan kertas berisi tts yang harus diisi itu pada mereka. Ada yang mengisi sendiri maupun berkelompok.

"Hijau, kuat, besar dan teman penulis itu apa, Ras?" Tanya Aziz saat membawa sial mendatar.

"Buku?" Itu Meri.

"Buku gak kuat kali." Bantah Ila dengan cepat.

"Hmm, apa ya? Ah..." Rasti sengaja menggantungkan kalimatnya membuat teman-temannya berbinar. "Rahasia."

"Sial!"

"Pelit."

"Hulk!"

"Hah?"

Zico beddecak malas saat teman-temannya melongo dengan kompak.

"Jawabannya Hulk. Penulis dalam bahasa Inggris itu Writers atau Author atau biasa dipanggil Thor. Thor itu temannya si hijau Hulk."

"Zico you're Amazing!"

Zico mendengus.

"Tulis aja jawabannya gak usah diumumin juga." Kesal Kayla dengan muka memelasnya.

"Berbagi itu indah."

"Terserah."

Rasti dan Kayla sibuk mengamati. Waktu yang diberiakan adalah 15 menit dan sekarang sudah habis. Kertas itu sudah ada ditangannya.

"Khamsahamnida guys. Hasilnya besok dikasih tahu. Dasi gamsahabnida." Rasti membungkuk sembilan puluh derajat meniru orang Korea sebagai sopan-santun.

Rasti dan Kayla pergi ke luar kelas. Mereka harus membawa kertas itu keruang ekskulnya, karena nanti sepulang sekolah akan dikoreksi.

"Ras!" Rasti dan Kayla menghentikan langkah mereka.

"Loh Kak Tika, kenapa kak?" Tanya Kayla melihat siapa yang memanggil Rasti.

"Ini." Dia menyodorkan selembar kertas HVS pada Rasti.

"Bisa gak nanti muncul di pojok kiri?" Tanyanya penuh harapan.

Rasti mengambil dengan senyum mengembang. "Aku baca dulu Kak, bisa atau gak nanti aku konfir. Aku usahain agar bisa muncul. Mungkin juga harus sedikit Kak Tika revisi nanti, gak papa?"

Tika mengangguk lalu pergi dari sana.

"Ras, kamu gak mau nulis juga?"

"Gak."







Ditulis : 4 Juni 2019
Saat Takbir berkumandang dengan merdu dan lantang.

Publikasi : 27 September 2019

Biru

Ketika Kita Bertemu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang