(23) SEHARUSNYA

2.7K 112 17
                                    

(Play lagu di mulmed ya! Don't worry 'bout me by Zara Larsson😭)

"Seharusnya, bukan rasa ini yang tercipta. Seharusnya, aku hanya perlu menonton tawa bahagiamu dari jauh, bersamanya. Hanya saja, setiap hal yang ku minta untuk terjadi, seringnya tidak terjadi."

- Altair Angkasa

🌻


Diva menatap anak perempuannya lekat-lekat kemudian tersenyum. Senyum Ayu kembali terbit saat akhirnya Diva menyetujui kepindahannya ke SMA Gemilang. Dan hari ini, hari pertamanya bersekolah di sekolah yang sama dengan Angkasa. Ia tidak peduli lagi dengan bagaimana sikap Angkasa nanti, yang jelas, ia senang bisa berada dalam gedung yang sama dengan Angkasa.

“Ayu masuk dulu ya, Ma. Mama ati-ati di jalan.”

Sebuah kecupan mendarat di pipi Diva, seperti biasanya. Kemudian Ayu membuka pintu mobil dan mengedarkan pandangan pada gedung di depannya. Ia sengaja datang saat jam pelajaran dimulai, sehingga ia tidak terlalu jadi pusat perhatian.

Perlahan, ia menapaki koridor lantai satu untuk menuju ke ruang kepala tata usaha. Dan saat sampai disana, senyuman Bu Asti menyapa Ayu.

Jadi ini wali kelasnya?

Setelah berkenalan dan membicarakan beberapa hal, Bu Asti mengajak Ayu untuk menuju ke ruang kelasnya. Bu Asti sibuk menjelaskan tentang gedung sekolah, sedangkan Ayu memikirkan bagaimana cara menetralkan detak jantungnya. Sebagai seorang model, seharusnya ia tidak gerogi saat berada di lingkungan baru, tapi untuk kali ini, perasaan gugup menyergapnya.

Tepat saat pintu ruang kelas dengan tulisan XI IPA 1 diatasnya itu terbuka, semua tatapan yang semula terfokus pada whiteboard, kini beralih pada Bu Asti dan Ayu. Sedangkan sosok yang Ayu cari sedang sibuk mencatat sambil sedikit berdebat dengan teman sebangkunya tanpa menyadari situasi yang sedang terjadi.

“Pak Malik, sebentar ya.” Bu Asti memberikan isyarat pada Pak Malik yang sejak tadi sedang sibuk menulis satu paragraf induksi.

Setelah Pak Malik mengangguk dan duduk di kursi guru, Bu Asti membawa Ayu ke depan untuk memperkenalkan diri.

“Hari ini kelas kita kedatangan anggota baru.”

Suara Bu Asti membuat beberapa siswa bersorak, sedangkan Angkasa dan Hanan menatap ke depan bersamaan, dan mata mereka terbelalak lalu saling melirik satu sama lain. Begitu juga dengan Aksel yang menendang kursi Angkasa dari belakang. Mereka berdua sama terkejutnya dengan Angkasa.

Setelah menenangkan diri dari keterkejutan, mereka menatap lurus ke arah Ayu yang tengah memperkenalkan diri.

“Nama saya Ayu Pradipta, pindahan dari SMA Kartin-“

“Kamu yang sering jadi cover majalah Diva Style bukan sih?” belum selesai Ayu memperkenalkan diri, Aura— salah satu teman sekelas Angkasa yang super modis itu— sudah memberikan pertanyaan.

Ayu tersenyum mantap dan berkata,

“Iya, itu perusahaan papaku."

Daebak!” Aura yang merupakan seorang penggemar drama korea itu berseru dengan bahasa korea. Beberapa siswi juga berdecak kagum mendengar penuturan Ayu.

“Terus kenapa lo pindah kesini? Bukannya SMA Kartini itu tempat yang cocok buat lo, ya?” Pertanyaan bernada sinis itu keluar dari mulut Natania, si diktator yang super judes.

LUNARIA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang