[COMPLETED]
Lunaria. Bukan seorang gadis pecinta bulan atau pendamba langit malam. Dia hanyalah bunga cantik bernama Lunaria yang sayangnya takut pada hujan. Bukan hanya takut, tapi masuk pada kategori phobia.
Namun, setiap hal terjadi bukan tanpa...
"Bahkan di saatsegalanyaterasa tidak mungkin, kamu datang membawaketidakmungkinan yang menjadikenyataan."
-Lunaria Giovanni Adara
🌻
“Bener, ada orang ketawa,” gumam Angkasa sambil mengendap-endap di balik semak.
Mereka sontak menghentikan langkah saat mendengar suara teriakan. Tidak salah lagi, itu suara Luna.
Angkasa segera berlari mencari pintu masuk gudang tersebut diikuti oleh Dito. Keduanya tercengang saat berada di ambang pintu, menyaksikan Marcel yang sedang memukul Giovanni yang bahkan sudah tidak sadarkan diri.
Sedangkan kelima pemuda tadi melirik ke arah Marcel saat menyadari keberadaan Dito yang memang sering Marcel ceritakan sebagai kembarannya. Dengan satu isyarat Marcel, kelima pemuda tersebut menyerang Angkasa dan Dito.
Marcel kini berjalan ke arah Luna, melepaskan ikatan pada kaki dan tangan gadis tersebut lalu mendekapnya dari belakang membuat gadis itu berteriak.
Angkasa segera menghabisi dua lawan di depannya dengan tendangan dan pukulan saat mendengar Luna berteriak. Ia segera mendekat ke arah Marcel tapi mundur lagi saat Marcel mengeluarkan sebuah pisau lipat dan mendekatkannya pada leher Luna. Benar-benar nekat.
Dito yang terkejut dengan itu segera meminta kelima teman Marcel agar pergi dan mengancam akan datang polisi. Sontak kelimanya berlari keluar tanpa mempedulikan tatapan tajam dari Marcel.
“Marcel! Lepasin Luna!” bentak Dito sambil berusaha mendekat.
“Mundur lo!” teriak Marcel sambil semakin mendekatkan pisau itu pada leher Luna.
Luna hanya bisa diam, menatap Angkasa dengan air mata yang sudah mengalir deras. Ia takut jika Marcel nekat melakukan hal yang tidak ia inginkan.
“Lo sadar nggak sih perbuatan lo itu kriminal?!”
Habis sudah kesabaran Dito. Sedangkan Angkasa kini mengepalkan tangannya. Rahangnya mengeras dan wajahnya memerah. Jelas, Angkasa sangat marah pada Marcel yang berbuat senekat itu pada Luna.
“Maju sini lo banci!” maki Angkasa berusaha menyulut emosi Marcel agar laki-laki itu menyerangnya dan melepaskan Luna.
“Lawan gue kalo lo berani!” tantang Angkasa sambil memicing ke arah Marcel.
Marcel yang sangat temperamen pada akhirnya melempar pisau lipat di tangannya dengan kasar hingga menimbulkan bunyi pantulan yang cukup keras pada lantai.
Segera saja Marcel melayangkan pukulan pada Angkasa yang untungnya mampu Angkasa hindari. Pemuda itu segera berlari ke arah Luna, sedangkan Dito mencekal tangan Marcel yang berusaha mengejar Angkasa.
Angkasa membawa Luna dalam pelukannya. Sekali lagi, Angkasa menjawab keraguan Luna. Angkasa datang menyelamatkannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.