"I’m still waiting for something that isn’t going to happen."
-Unknown
🍓
Luna memundurkan kedua kakinya saat melihat Aksel berada di depan pintu rumahnya. Pemuda itu terlihat santai dengan senyum manisnya.
“Gue tadi ke rumah Marissa, terus ada yang perlu gue sampaikan ke lo, jadi gue kesini," ucap Aksel tanpa peduli Luna bertanya atau tidak.
Luna hanya mengangguk singkat, sementara Aksel sudah menyelonong masuk ke dalam rumahnya tanpa dipersilahkan.
“Loh, ada tamu, Na?”
Luna menepuk dahinya sebelum menyusul Aksel yang sedang bersalaman dengan Riani.
“Temen sekolahnya Luna?” tanya Riani dengan wajah sumringah.
“Iya, Tante. Perkenalkan, saya Aksel. Idola para cewek di SMA Gemilang.”
Riani tertawa mendengar penuturan Aksel. Sedangkan Luna kini memilih duduk di sofa dan memainkan ponselnya.
Nggak anak SMA, nggak emak-emak, semua mau digebet!
Luna terus menggerutu dalam hati. Ia sangat tidak ingin berlama-lama dengan Aksel karena menurut penuturan Marissa, Aksel bukanlah cowok baik-baik. Meski sekilas ia tampak baik.
“Duduk dulu, Nak Aksel. Tante bikinin minum,” ujar Riani sebelum melenggang menuju dapur.
Aksel kini sudah duduk di hadapan Luna sambil memasang senyum termanis yang ia punya.
“Luna, bidadari dari bulan, gue dateng kesini mau minta ijin ke bokap nyokap lo,” bisik Aksel dengan lembut.
“Buat?” Luna tak bisa menutupi keterkejutannya saat mendengar kata 'minta ijin'. Terdengar begitu serius.
“Buat nikah sama lo!”
Luna membulatkan matanya sedangkan Aksel hanya menaikturunkan alisnya, menggoda.
“Becanda, Na. Jangan melotot gitu,” kekeh Aksel sambil mengeluarkan sesuatu dari saku celana jeans-nya.
“Gue mau ngajak lo liburan ke Malang bareng temen-temen gue.”
Aksel menyerahkan sebuah voucher liburan gratis ke Malang. Ada paket wisata Pantai Balekambang, Malang Night Paradise, dan beberapa tempat wisata di daerah Batu.
“Lo tau Hanan kan? Dia tuh asli orang sana. Ada saudara dia yang ngasih lima voucher gratis. Hanan sih awalnya mau nolak, tapi berhubung Angkasa ngebet banget pengin kesana, jadi ya gue, Hanan, Angkasa, Marissa dan lo akan kesana.”
Tawaran yang menyenangkan bagi Luna sebenarnya. Berhubung minggu depan kelas sepuluh dan sebelas libur selama empat hari dalam rangka kegiatan persiapan ujian untuk kelas dua belas. Tapi jika ada Aksel disana, Luna sepertinya tidak akan senang.
“Kak, tap-“
“Tante, saya mau ngajak Luna liburan ke Malang boleh nggak? Sama Marissa juga kok.”
Belum sempat Luna membantah, Aksel sudah berbicara pada Riani yang baru saja keluar dari dapur. Dahi Riani mengernyit, tapi detik berikutnya ia mengangguk.
“Boleh kok, tapi harus bisa jaga diri ya, Na.”
Aksel tersenyum penuh kemenangan pada Luna. Ingin sekali Luna menolak, tapi sebuah pesan dari Marissa yang baru saja ia baca membuatnya mengurungkan niat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNARIA [SEGERA TERBIT]
Teen Fiction[COMPLETED] Lunaria. Bukan seorang gadis pecinta bulan atau pendamba langit malam. Dia hanyalah bunga cantik bernama Lunaria yang sayangnya takut pada hujan. Bukan hanya takut, tapi masuk pada kategori phobia. Namun, setiap hal terjadi bukan tanpa...