"Takdir selalu mengajakku bercanda. Mengambil segala hal yang ku cinta. Merenggut paksa kebahagiaan yang ada di depan mata. Meniadakan segala yang ada. Mengadakan yang ku kira tiada."
-Lunaria Giovanni Adara
BUDAYAKAN VOTE DAN KOMEN! JANGAN SIDER TERUS!🌻
Setelah tiga kali Luna mengabaikan panggilan masuk dari nomor yang sama, Luna kali ini berpikir untuk menjawab panggilan tersebut. Meskipun Luna tidak terbiasa menerima panggilan dari nomor tak dikenal, tapi Luna sangat penasaran. Sudah pukul sebelas malam dan penelpon itu tidak menyerah. Akhirnya Luna yang menyerah.
“Ha-“
Ucapan Luna dipotong oleh sang penelpon, “Halo, Lunaria Giovanni Adara.”
Luna mematung saat mendengar suara itu. Tidak mungkin salah. Itu suara Marcel. Meskipun Luna hanya beberapa kali mendengar suaranya, tapi Luna berhasil mengingatnya dengan baik.
“Masih inget gue?”
Di seberang sana terdengar suara sangat bising. Seperti banyak kendaraan bermotor yang sedang berada di sekitar Marcel.
“Apa maksud kak Marcel?” tanya Luna dengan suara bergetar, menahan marah.
Ia tidak habis pikir kenapa Marcel seperti sedang berusaha memasuki kehidupannya. Dan Luna tidak tahu apa maksud Marcel melakukan itu sampai-sampai mempertemukannya dengan seseorang di rumah sakit jiwa.
“Santai, Sayang. Besok sepulang sekolah, temui gue di depan ruang Mawar No 2.”
Mata Luna menyipit. Bukankah itu ruangan di rumah sakit kemarin? Dimana ia diserang oleh pasien wanita yang tak lain adalah ibu kandung dari Marcel.
“Dateng sendirian, jangan bawa siapapun. Apalagi pacar lo yang sok pahlawan itu.” Marcel terkekeh. Ia sendiri tidak tahu apa alasannya. Ia merasa geli saat mengingat sikap sok pahlawan Angkasa yang menyelamatkan Luna.
Meskipun Luna merasa tidak pernah berpacaran dengan siapapun, tapi ia tahu, orang yang dimaksud Marcel pasti Angkasa. Siapa lagi memang yang selalu datang menyelamatkannya?
Mengabaikan ucapan Marcel tentang Angkasa, Luna justru dengan berani bertanya, “Apa untungnya kalo saya datang?”
“Pertanyaan yang gue tunggu-tunggu.” Marcel kembali terkekeh. Entah apa yang lucu sebenarnya. Luna sampai kesal mendengar suara kekehan Marcel.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNARIA [SEGERA TERBIT]
Novela Juvenil[COMPLETED] Lunaria. Bukan seorang gadis pecinta bulan atau pendamba langit malam. Dia hanyalah bunga cantik bernama Lunaria yang sayangnya takut pada hujan. Bukan hanya takut, tapi masuk pada kategori phobia. Namun, setiap hal terjadi bukan tanpa...