(21) KEJUTAN

2.9K 118 0
                                    

"Pada hening yang menguasai hariku, aku kembali mempertanyakan perihal kamu. Mungkinkah masih ada ruang dihatimu untukku?"


Play video di mulmed ya, deep banget :')

🌻


Sesuai janjinya pada Angkasa, sabtu pagi Luna menemani Angkasa untuk ke rumah sakit dan memberikan kejutan ulang tahun pada Tania. Luna juga sudah menyiapkan kado yang sudah ia masukkan ke dalam sling bag-nya tanpa memberi tahu Angkasa. sebuah kue ulang tahun bertema strawberry shortcake lengkap dengan lilin angka empat belas sudah berada di tangan Luna.

Saat berbelok di koridor tepat di depan ruangan Tania, Luna melihat Miranda yang sedang berbincang dengan seorang lelaki yang ia duga adalah ayah Angkasa. melihat kedatangan Luna dan Angkasa, Miranda melempar senyum. Segera Luna menyalami Miranda dan Arsen, tapi ada satu hal yang membuat Luna tersentak. Saat Angkasa hendak menyalami Arsen, Arsen justru melangkahkan kaki, lalu lengannya menabrak tangan Angkasa yang masih tergantung di udara. Senyum nanar tercipta di wajah Angkasa, sedangkan Miranda buru-buru mengajak Luna masuk ke dalam ruangan Tania.

"Bentar, Ma. Nyalain lilinnya dulu," cegah Angkasa.

Angkasa menyalakan korek yang sedari tadi ia genggam setelah membelinya di minimarket dekat rumah sakit, lalu ia dekatkan korek itu pada lilin. Setelah lilin menyala, mereka segera membuka pintu ruangan Tania dan menyanyikan lagu Happy Birthday To You dengan kompak.

Tania menegakkan tubuhnya dan menutup wajahnya seketika. Ia merasa terharu. Biasanya, Arsen tidak pernah ingat ulang tahunnya. Tapi sekarang, berkat Angkasa dan Miranda, ia kembali merasakan indahnya momen perayaan ulang tahun. Meski kini ia harus melewatinya di ruang rawat rumah sakit.

"Tiup lilinnya, tiup llilinnya..."

Sayup-sayup suara Luna, Angkasa dan Miranda menyadarkan Tania dari lamunannya. Ia menghela nafas kemudian tersenyum. Sementara Luna sudah mengarahkan kue ulang tahun tepat di hadapan Tania.

Tania menunduk, ia memejamkan mata untuk merapal doa dalam hatinya.

Terima kasih Tuhan sudah mengirimkan Kak Angkasa dan Mama dalam hidupku. Aku ingin mereka selalu di samping aku. Dan Kak Luna, semoga dia jadi kakak iparku!

Senyum jahil tercipta saat Tania mengucapkan doa terakhirnya dalam hati. Ia tidak peduli Luna dan Angkasa benar-benar berpacaran atau tidak, yang penting Luna bisa jadi kakak iparnya.

Dengan semangat tingkat tinggi, Tania meniup lilin berwarna merah muda itu. Ia memperhatikan kue tersebut dengan seksama dan baru menyadari ada karakter strawberry shortcake kesayangannya disitu.

"Selamat ulang tahun, Sayang." Pelukan hangat khas seorang ibu mendarat di tubuh Tania. Di momen seperti itu, ia benar-benar ingin menangis. Tania sedih karena ia harus ingat tentang Bunda yang sudah tiada, tapi ia senang karena bertemu dengan sosok Mama seperti Miranda.

"Makasih, Ma. Makasih udah sayang sama Tania."

Terdengar rancu di telinga Luna, karena menurutnya, sudah sepatutnya seorang ibu menyayangi anaknya.

Setelah itu giliran Angkasa yang menghamburkan diri ke pelukan Tania yang masih terduduk di ranjang.

"Selamat ulang tahun, Titan. Belajar yang rajin, biar bisa nyusulin tukang jongkok ke negeri koriya sana," ucap Angkasa yang membuat Tania memukul lengannya. Angkasa hanya meringis kesakitan tanpa melepas pelukannya. Ia menyayangi Tania sebagaimana kasih sayang seorang kakak terhadap adik perempuannya.

LUNARIA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang