(40) THE TRUTH

2.5K 116 3
                                    

"Menjadi bahagia sepanjang waktu adalah hal yang mustahil. Karena untuk berdiri, kamu perlu merasakan yang namanya tertatih, menahan perih.

-Altair Angkasa

🌻

Sudah pukul setengah dua belas malam dan dua remaja itu masih duduk berhadapan di sebuah kedai kopi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah pukul setengah dua belas malam dan dua remaja itu masih duduk berhadapan di sebuah kedai kopi. Dua cangkir latte machiato di depan mata bahkan belum tersentuh.

Setelah berhari-hari tidak bertemu dan sibuk dengan luka masing-masing, keduanya kini terdiam cukup lama, tidak tahu harus memulai dengan cara apa setelah di mobil tadi Angkasa mengajak Luna ke kedai ini dengan alasan ingin tahu permasalahan yang sedang terjadi pada hidup Luna.

Angkasa menatap iris hijau itu, lalu ia mengalah, ia memilih membuka percakapan.

“Jadi, sebenernya lo kenapa?” tanya Angkasa datar. Bertolak belakang dengan perasaannya yang kini cemas tak karuan.

Gadis itu tidak langsung menjawab. Wajahnya kini menunduk hingga rambut panjangnya yang tergerai itu menutupi sisi wajah sebelah kanan. Entah atas dasar apa, tangan Angkasa kini terulur untuk menyelipkan rambut Luna yang tadi menutup wajah ke belakang telinga. Luna merasakannya. Jantungnya berdetak kencang seperti sedang berlari. Tapi entah kenapa, seulas senyum tidak mampu Luna lukiskan di wajahnya.

“Gue tau tante Riani dimana,” celetuk Angkasa yang mulai tidak sabar menanti jawaban Luna.

Gadis itu mendongak, menatap Angkasa lekat-lekat, hingga yang ditatap merasa salah tingkah.

Gadis itu mendongak, menatap Angkasa lekat-lekat, hingga yang ditatap merasa salah tingkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Tadi, sebelum gue ke rumah lo, tante Riani ngajak gue ketemuan di bandara.”

Alis Luna menyatu, masih belum percaya dengan ucapan Angkasa. Sedangkan Angkasa kini tersenyum. Ia tahu, Luna pasti susah percaya karena Angkasa baru Luna kenal beberapa bulan dan mama Luna mengajaknya bertemu? Sulit dipercaya.

“Tante Riani tinggal di Australia sementara. Gue dapet nomor baru beliau yang hanya boleh gue sama lo yang tau.”

Kini Luna kembali menunduk. Ia percaya dengan yang diucapkan Angkasa. Tapi ia tidak habis pikir, mengapa orang tuanya memilih pergi masing-masing saat keadaan keluarga sedang hancur? Padahal, jika dipikir kembali, Luna lebih hancur dibandingkan kedua orang tuanya.

LUNARIA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang