(19) SAHABAT PALING BERHARGA

3.1K 132 2
                                    

"Barangkali, dunia akan begitu kuat dalam menghancurkanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Barangkali, dunia akan begitu kuat dalam menghancurkanmu. Lalu di titik kerapuhanmu, semua yang kau kira peduli berangsur pergi. Tapi percayalah, seorang sahabat sejati akan selalu berada di sisi."

-EWR

🌻

Para pengurus OSIS terpaksa keluar dari kelas saat jam pelajaran karena pembina OSIS sudah memberikan dispensasi untuk mengikuti sebuah seminar di aula. Tentu saja hanya beberapa yang terpaksa, karena beberapa di antaranya justru merasa senang dan beruntung bisa keluar kelas disaat pelajaaran yang tidak disukai, atau saat ada tugas rumah pada pelajaran tersebut yang belum mereka selesaikan. Termasuk Hanan yang merasa sangat beruntung bisa terbebas dari Pak Malik yang sedang menerangkan tentang materi kritik dan saran yang bahkan sudah berulang kali dibahas di pertemuan sebelumnya.

“Seneng banget gue dispen pas pelajaran doi,” kekeh Hanan sambil menarik sebuah kursi di aula kemudian mendudukinya.

Angkasa hanya menggeleng pelan, lantas mengalihkan pandangan pada Luna yang baru saja memasuki aula bersama Mayang. Hanan mengikuti arah pandang Angkasa dan tersenyum miring.

“Luna, Mayang! Sini duduk bareng kita aja!” Teriakan Hanan membuat beberapa pengurus OSIS yang sudah hadir di sana menoleh ke arahnya, beberapa dengan tatapan sebal, sisanya dengan tatapan iri karena Luna dan Mayang selalu saja bisa berdekatan dengan Hanan dan Angkasa.

Mayang tersenyum dan segera menarik Luna agar duduk bersama Hanan dan Angkasa, tak peduli dengan tatapan-tatapan iri yang mengarah kepada mereka.

“Luna, kapan lo main ke rumah Angkasa lagi? Si Tania nanyain lo mulu deh tiap gue kesana.”

Hanan mulai membuka suara, tekadnya sudah bulat, ia akan menyatukan Angkasa dan Luna meski Angkasa berkata tidak. Ia sangat tahu bahwa Angkasa diam-diam sudah menyimpan nama Luna dalam hatinya, begitu juga dengan Luna. Memangnya siapa Hanan sampai-sampai tidak tahu tatapan orang yang sedang jatuh cinta?

“Masa sih, Kak? Tiap hari aku chat sama Tania padahal." Hanan seketika merapatkan bibirnya setelah mendengar jawaban Luna. Taktiknya kurang jitu rupanya.

Tania dan Luna memang sudah sedekat itu. Mereka bahkan sering melakukan panggilan video dan menceritakan tentang apa saja yang mereka alami seharian. Berkat Tania, Luna bisa tertawa setiap malam, dan mimpi-mimpi buruk itu tidak lagi datang menghampiri tidurnya.

LUNARIA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang