𝙲𝚑𝚊𝚖𝚋𝚎𝚛 𝚘𝚏 𝚂𝚎𝚌𝚛𝚎𝚝 - [4]

5.8K 486 14
                                    

***

Suasana makan malam seperti hari-hari sebelumnya tapi tampak berbeda bagi Lily. Ginny bersikap berbeda dari biasanya dan saudara kembarnya itu hanya diam saja.

"Ginny, kamu yakin tidak ada apa-apa?" tanya Lily menatap Ginny perhatian, tapi kakak kembarnya itu mengangguk mengiyakan sehingga mau tak mau Lily fokus lagi pada makanan penutupnya. Belum beberapa menit diam, pandangannya sudah teralihkan lagi karena kepergian Ron dan Hermione.

"Mau kemana mereka, Percy?" tanya Lily. Yang ditanya hanya mengangkat bahunya tak tau. Lily kembali fokus pada makanan penutupnya.

"Oh ya, Percy. Kamu belum dengar tentang Lily beberapa hari yang lalu," ucap George tiba-tiba. Membuat hampir semua anak Gryffindor menoleh kepadanya.

"Memangnya apa?" tanya Percy agak galak, tentu saja karena makan malamnya diganggu. Dan dia bukan tipe orang yang suka diganggu.

"Lily melawan anak Slytherin."

Setelah mendengar itu Percy menatap Lily lekat. Yang ditatap hanya menunjukkan ketidaktahuannya, "Dad tidak menyuruhmu menjadi pembuat onar di sekolah ini, Lily," Ia menasehati, tapi rasa-rasanya Percy belum menangkap kebenaran omongan George.

"Aku tidak melakukan hal buruk," kata Lily membela diri, "hanya menimpa kakinya dengan buku setebal ini," ia menunjukkan seberapa tebal bukunya dengan tangannya. Membuat Percy agak terbelalak kaget, itu pasti membuat lawan Lily merasa sakit dan nyeri yang agak hebat.

"Dan kamu harus tau siapa orangnya, Percy!" selubung Fred. Lalu si kembar itu mengucapkannya bersamaan.

"Malfoy!"

"Oh. Aku tidak akan memarahimu kalau tau dia orangnya," ucap Percy pada Lily dan Lily membalasnya dengan tersenyum senang.

"Good job. Lily. Aku senang sekali dengar kamu mengerjainya," celetuk Dean dan Lily hanya membalasnya dengan senyum.

Setelah makan malam selesai dan Dumbledore memberikan ucapan selamat malam pada mereka, Percy segera menarik tangan Lily agar tidak pergi jauh darinya. Memang selalu begitu sejak awal ia masuk Hogwarts.
"Ayo!"

Lily dengan senang hati berjalan di samping Percy, namun beberapa detik kemudian seseorang menarik perhatiannya. Draco Malfoy dan cara berjalannya. Jadi apa yang dikatakannya itu menjadi kenyataan, bahwa Malfoy akan memikirkan rasa sakit itu sampai nanti malam. Tapi apa sakitnya parah sekali? Kenapa sampai hari ini dia masih jalan terpincang?

Lily merasa bersalah? Jelas tidak. Malfoy sendiri yang menantangnya dan dia hanya menunjukkan seperbagian kecil kemampuannya.

"Good lil' sister, kurasa timpukanmu itu memang kuat sekali," komentar Fred saat mereka sudah berada di koridor baru keluar aula.

"Yeah, dan sampai saat ini kurasa rasa sakitnya belum hilang," balas George yang pasti di sampingnya. Tapi Percy membuat langkah mereka terhenti, dengan pemandangan tampak ganjal di depan mereka.

Harry Potter, Hermione Granger, dan Ronald Weasley yang sudah ada di sana pasti melakukan sesuatu. Apalagi Harry yang berada di dekat kucing (Mrs. Norris) yang membeku dan tulisan dengan darah di dinding, Lily juga melihat semua itu tapi ia percaya pada kakaknya, Ron. Karena baginya, tidak baik mengadili seseorang tanpa penjelasan dari orang tersebut.

"Enemies of the heir beware!" baca Draco lalu menatap Hermione dengan sengit, "kamu selanjutnya, Mudblood!"

"The Chamber of Secret has been opened. Enemies of the heir beware," Lily mengulangi kalimat yang tertulis di sana dengan pelan. Chamber of Secret, ia mendengar ucapan itu dari Profesor Binns di pelajaran sejarah sihir, tentu saja ia tidak asing.

When Malfoy In Love With a WeasleyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang