"Benarkan. Tidak ada seorangpun yang mau menjadi keluarga yang menghianati kakaknya. Berpacaran dengan musuh kakakmu? Kelihatannya keluarga kalian akan retak."
Lily duduk, ia memeluk lutut dan menjadikannya sandaran dagu. Mengingat kalimat kemarahan Ron membuatnya jadi sedih, apalagi saat kakaknya itu membeberkan sebuah rahasia yang telah seluruh keluarga Weasley sembunyikan darinya, kalau sebenarnya dirinya bukan bagian dari mereka. Juga kalimat Moody palsu yang terus membuatnya berpikir.
"Hey, Lily," ia mendongak mendapati George tersenyum lalu duduk di sampingnya, Lily kembali pada apa yang tadi dilihatnya.
"Kemana Fred?" kata Lily tanpa melihat ke arah George.
"Kami bagi tugas, dia mencoba membuka pikiran Ron dan aku yang akan menghiburmu," katanya. Lily masih tidak tertarik untuk memandangnya.
"Oh ya, jangan dengarkan apa kata Ron juga abaikan saja berita tidak masuk akal itu, menurutku meskipun kamu bukan keluarga asli kami, kamu tetap adikku, kamu ingat kan apa yang orang-orang sebut setelah mendengar namamu?" kata George, tapi Lily masih berpikir tentang jahatnya dia merebut kebahagiaan anak-anak keluarga Weasley, "Georgie's little sister, julukan itu tidak akan pernah hilang darimu, Lilianne."
Kini Lily menoleh ke arah George yang masih menunjukkan wajah cerahnya, "Jadi bagaimana bisa aku sampai ke Keluarga Weasley? Apa benar kalau aku diambil dari keluarga Muggle dan mereka merawatku, apa aku jahat saat kecil?"
George memandang Lily, "Kamu tidak jahat, Lily. Kamu istimewa."
Hening sejenak, George menepuk pundak Lily kemudian berkata, "Aku dengar Mum marah besar saat tau kamu kirim surat dan memanggilnya Mrs. Weasley, Ron akan dalam bahaya karena membuatmu sedih. Jadi Lily, beberapa orang sudah merindukanmu, bagaimana kalau kau temui Wezen, Zack, atau Cedric?"
Lily berdiri diikuti George, "Aku lebih merindukanmu Georgie!" katanya sambil memeluk George.
"Dan ketahuilah, Lily. Ini kali pertamanya aku berbeda pendapat dengan Fred, aku setuju dengan pilihan pasangan yule ball-mu, dan aku tidak marah karena hal itu," bisiknya dekat telinga Lily, membuat perempuan itu tersenyum.
Mereka telah melewati jembatan dan kini sudah berada di area aula depan. Fred yang tampak baru keluar dari kastil langsung mendekat.
"Apa yang George katakan, little sister?" tanya Fred pada Lily.
"Aku adiknya," balas Lily. Fred memandang George yang mengedipkan mata.
"Hei, Georgie, kamu harusnya kompak bersamaku bukan dengan Lily," protes Fred.
"Baiklah kalau begitu, sampai jumpa di common room," ucap George. Saudara kembar itu kemudian pergi memasuki area kastil dengan riang.
Lily melanjutkan langkahnya, meninggalkan aula depan menuju ke asramanya. Namun belum sempat ia menaiki tangga, seseorang memanggilnya.
"Hei, Lilianne!" panggilnya, dia Malfoy dengan beberapa orang di belakangnya.
"Ya?"
Draco memberikan sebuah surat, hampir sama dengan surat-surat yang sebelumnya dia dapatkan. Tapi kali ini sampulnya bertuliskan 'Our' dengan huruf depan paling besar dan tebal, "Kurasa aku menemukan surat yang ditujukan untukmu."
"Terimakasih," Lily mengambilnya, tapi dia tidak melihat Draco dan teman-temannya itu melangkah pergi. Sehingga dia harus memandangnya meminta alasan.
"Eumm, How do you feel?" tanyanya canggung.
"Lebih baik, kurasa."
"Baiklah, kalau begitu ... Selamat makan," Draco memberikan satu package Fudge Flies yang tadi dibawa oleh Crabbe, lalu mereka pergi. Lily benar-benar tidak paham dengan tingkahnya. Tingkah Draco semakin hari semakin aneh menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Malfoy In Love With a Weasley
Fanfiction[Draco Malfoy Fanfiction] Lilianne Weasley (Lily), perempuan kedua yang lahir di keluarga Weasley. Kembaran Ginny dan yang paling muda di antara mereka. Seorang Weasley yang sering dipandang rendah oleh penyihir terhormat mampu menarik perhatian dan...