𝙲𝚑𝚊𝚖𝚋𝚎𝚛 𝚘𝚏 𝚂𝚎𝚌𝚛𝚎𝚝 - [3]

6.2K 566 24
                                    

Partnya masi keacak!
Selamat membaca!

Pagi itu suasana masih cerah sekali, tapi tidak bagi suasana hati Lily yang tersirat dari raut wajahnya sekarang, ia murung. Sementara anak lain berebutan segera mengambil makanan, Lily malah mengabaikan dan hanya memandangi piring berisi makanan yang sudah Ron siapkan meski dia tidak meminta.

Lily melipat kedua tangannya di meja sebagai penopang dagu untuk memandangi mereka yang tengah asyik makan sambil mengobrol, entah kenapa dalam hatinya Lily merindukan omelan Molly pada kakak-kakaknya ketimbang celotehan ramai anak satu sekolah di aula besar.

"Ohh, aku rindu mummy," keluhnya. Mencuri pandangan Ron yang tadi sibuk makan di depannya, setelah memperbaiki tongkat patahnya dengan spellotape.

"Makan Lily atau mum akan membunuhku karena tidak menjagamu dengan benar," Lily menatap kakak terakhirnya itu, memang cuma Ron yang sepertinya sanggup diamanahi oleh Molly, alasannya karena Percy pasti sibuk tugas Prefek dan Molly tidak bisa mempercayai si kembar Fred dan George.

"Aku akan bilang pada Mummy kalau kamu sudah menjagaku dengan benar," balas Lily kembali pada apa yang dilakukannya tadi, lebih melihat ke tongkat Ron yang baru saja kakaknya beri spellotape itu.

"Ron, itu owl-mu kan?" suara Dean Thomas membuat Lily memandang ke arah di mana sesuatu berwarna abu-abu membawa surat berwarna merah di paruhnya.

Melakukan pendaratan yang kurang sempurna hingga menabrak tumbukan potato chips dan terguling tak berdaya, Lily mengambil surat di paruh burung itu dan menatapnya sejenak ada tulisan Ronald Weasley dan Lily memberikan pada kakaknya.

"Look guys, Ron dapat Howler!" kata Seamus mengumumkan, anak-anak Slytherin menertawakan. Lily yang terganggu dengan tawa itu menatap mereka mencemooh, ajaibnya mereka mau diam.

"Ayolah Ron, dulu kuabaikan yang dari nenek dan setelahnya ... Mengerikan sekali," Neville memberitau, Lily sekarang merasa menyesal merasa rindu dengan omelan Molly, kalau tau akan seperti ini ia tidak usah rindu saja tadi.

Lily bisa melihat kakak terakhirnya itu membuka Howler dengan tangan bergetar dan membuangnya setelah terbuka, membuat Lily tambah merasa bersalah.

"RONALD WEASLEY!"

"MENCURI MOBIL! BERANI SEKALI KAMU! AKU TIDAK BISA LEBIH MARAH LAGI! AYAHMU DIINTROGASI DI KANTORNYA DAN INI SEMUA SALAHMU! KAMI TIDAK MEMBESARKANMU UNTUK MENJADI SEPERTI ITU! KALAU KAMU KETAHUAN MELANGGAR ATURAN SEKALI LAGI KAMI AKAN MEMBAWAMU PULANG!" Ron menganggukkan kepalanya seolah menuruti perintah Howler.

"Dan selamat ya twinny dear, kalian masuk Gryffindor. Aku dan Ayah bangga sekali, apalagi saat aku dengar berita dari Profesor McGonagall tentang kehebatanmu itu, Lily," Howler itu bergantian memandang ke arah Ginny dan Lily. Ternyata suara Howler yang melembut itu jelas mengundang perhatian untuk melihat siapa yang dapat ucapannya.

"Thanks mum," balas Lily lirih sementara Ginny sudah tersenyum malu-malu di tempatnya.

Howler itu membalikkan badannya, "dan Jangan lupa untuk menjaga adik kecilmu!" jujur kali ini suaranya sudah tidak sekeras tadi, lalu Howler itu menjulurkan lidah pada Ron dan menyobek dirinya sendiri menjadi berkeping-keping.

Ron memandang sekelilingnya dengan perasaan malu dan juga ketakutan yang tadi masih melekat. Lily cepat-cepat melahap makanannya saat pandangan Ron sampai di dirinya, setidaknya sudah berhasil mengurangi sedikit beban Ron.

Hermione, sahabat Ron yang duduk di samping Lily menutup buku yang sempat terbaca judulnya oleh Lily : Vakansi dengan Vampir. Memandang kakaknya dengan wajah agak iba tapi ingin menasehati.

When Malfoy In Love With a WeasleyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang