𝙶𝚘𝚋𝚕𝚎𝚝 𝚘𝚏 𝚏𝚒𝚛𝚎 - 1

7K 785 177
                                    

Someone who call himself with 'me'
- Princess Weasley -

"Hermione!" Lily menyambutnya dengan sangat mengejutkan. Hermione bisa saja terjatuh kalau dia tidak hati-hati, dan kenapa Lily menakut-nakutinya begitu.

"Ya ampun, Lily!" marahnya tapi tertawa kemudian, Lily sendiri langsung memeluknya sebagai tanda maaf. Beberapa Weasley masih tertidur, Lily sengaja menunggu kedatangan Hermione sekaligus ia sudah tidak sabar untuk menonton Piala Dunia Quidditch.

"Dimana Ron dan Harry?" tanyanya setelah meletakkan backpack di sebuah kursi. Sambil memandang sekitar yang tampak sepi.

"Yang lain mungkin bersiap tapi kalau mereka berdua kukira masih tidur, aku tidak berani mengganggu orang tidur jadi kamu mau kan membangunkan mereka?" puppy eyes Lily membuat Hermione tidak bisa menolak, ia lalu naik ke kamar dimana dua orang itu tertidur sementara Lily tetap menunggu di ruang makan.

"Cmon Ron! Your mom said, sarapan pagi sudah siap!" Lily selalu suka cara Hermione membentak kakaknya, lucu menurutnya, "dan kamu kenapa senyum-senyum begitu Lily?!"

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja," Lily menyantap sarapan paginya, "dan aku dapat surat keduanya, kali ini sampulnya bertuliskan 'River' dengan huruf R tebal dan besar."

"Apa yang dia bilang?" tanya Hermione lalu duduk di samping Lily.

"Sampai jumpa di stadion, dan hati-hati juga jaga dirimu," Lily membacakan isi suratnya yang memang sependek itu.

"Anak itu kurasa tidak punya pekerjaan lain selain mengganggumu, Lily," timpal Hermione lalu beberapa Weasley mulai turun ikut sarapan.

Setelah semuanya siap, dini hari mereka berjalan menuju bukit Stoteshead. Tidak jauh, berjalan kaki tidak sampai membuat tubuh menjadi remuk.

"Kamu dukung siapa Lily?" tanya Ginny, mereka berdua bersama Hermione jalan berdampingan. Karena hanya mereka yang perempuan.

"Aku dukung yang menang," balas Lily.

"Hei, Dad! Kemana kita akan pergi?" tanya Ron sambil teriak di pagi-pagi begini, di jalanan lewat hutan lagi.

"Sama sekali tidak tahu!" balas Arthur ikut berteriak.

"Mereka belum bangun rupanya," ucap Hermione dengan wajah sebal lalu menggelengkan kepalanya. Lily tertawa kecil lagi. Beberapa menit kemudian seseorang meneriakkan nama Arthur dan ayahnya melambai pada orang itu.

"Sorry, Amos. Beberapa diantara kami terlambat bangun," ucapnya keras sekali, "Semuanya, kenalkan ini Amos Diggory. Bekerja denganku di kementrian," lalu kemudian sosok pemuda tampan melompat dari atas pohon ke mereka, membuat Lily terkejut melihat kedatangannya.

"Ya ampun, apa dia belum sarapan sampai harus memanjat pohon pagi-pagi begini?" gerutu Lily melihatnya, menarik pandangan pemuda itu dan Lily mengalihkan pandangannya pada Hermione dan Ginny yang tampak tersenyum malu-malu, membuatnya menggelengkan kepala.

Mereka lanjut berjalan, tapi Lily sudah pisah dengan Ginny dan Hermione yang di belakang dan di sampingnya kini adalah pemuda tadi. Menatapnya lalu menatap jalanan menatapnya lagi, tersenyum, lalu menatap jalanan lagi.

"Apa kamu kurang kerjaan?" tanya Lily tiba-tiba, Pemuda itu tidak membalas dan terus jalan meninggalkan Lily, "entahlah," Lily membalasnya sendiri. Hingga ia sampai di puncak bukit dengan sepatu boot.

"Ayo, ambil posisi yang bagus," Lily sudah ambil tempat di samping kiri Ginny, tadinya di samping Lily adalah Hermione tapi karena Hermione memilih di samping Harry. Pemuda itu sekarang di samping kirinya, namanya Cedric. Cedric menatapnya lagi dan Lily menjulurkan lidahnya, portkey sudah berputar-putar dan mereka terhempas ke sebuah tanah lapang. Lily tidak suka terjatuh, itu menyakitkan.

When Malfoy In Love With a WeasleyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang