A letter
- Princess Weasley -***
"Colin Creevey diserang, dia bilang dia kelahiran Muggle," ucap Zack menanggapi cerita Lily tentang penyerangan Colin Creevey yang ia dengar kemarin malam.
"Kakakku bilang ruangan itu cuma bisa dibuka oleh keturunannya, Slytherin punya keturunan? Dan pertanyaannya adalah siapa?" tanya Lily, Zack kemudian memandang Wezen yang ada di sebelah kanan Lily. Hanya diam mendengarkan ocehan dua mimpi buruk itu.
"Kamu anak Slytherin, kamu pasti tau siapa orangnya," ucapnya. Lily kini ikut memandangnya.
"Hey. Mana aku tau. Lilianne, kita sama-sama pure-blood dan tidak seharusnya kita khawatir pada masalah ini, dan aku tidak tau apa status darahmu Mather," ucapnya sengit pada Zack. Lily memutar bola matanya, setidaknya mereka tau apa sebenarnya dibalik semua ini dan jangan hanya menyerah dengan keadaan.
"Aku campuran, memangnya kenapa? Kamu tidak suka?" tanya Zack ikut-ikutan berwajah sengit.
"Sangat tidak suka. Aku menghormati kemurnian darah," kata Wezen, kedua tangannya masih terlipat di depan dan mereka berjalan untuk menghadiri pelatihan duel Gilderoy Lockhart. Wajahnya datar dan amat menyebalkan bagi Zack dan orang yang memandangnya.
"Kamu yakin tidak ada satupun informasi tentang ini?" Lily kini bertanya, dan anehnya wajah Wezen berubah. Ia tersenyum tapi tampak seperti menyeringai, dan Lily sadar kalau senyumnya memang begitu.
"Ada. Ayahku bilang pernah dibuka lima puluh tahun lalu dan tau apa yang terjadi?" Lily menggeleng menatapnya sementara Zack mengulangi ucapan Wezen tanpa bersuara dengan mulut yang dibuat-buat.
"Sudah bosan hidup, Mather?" pergok Wezen. Zack rupanya bersikap seolah tak peduli dan sekarang Wezen mengabaikannya.
"Satu orang Dirty-blood, meninggal."
"Berkumpul!" suara Gilderoy membuat anak-anak yang tadinya menggerombol jadi merapat ke sebuah panggung panjang dengan gambar evolusi bulan, Gilderoy sudah naik di atasnya.
"Berkumpul, semuanya bisa lihat? Semuanya bisa dengar? Bagus. Karena kejadian-kejadian belakangan ini Profesor Dumbledore mengizinkan saya membuat klub duel ini untuk melatih kalian menjaga diri seperti yang seringkali saya alami. For the futher, silakan baca buku karanganku," ucapnya berhenti kemudian melempar jubah lebarnya ke sembarang arah. Lily melihat anak-anak perempuan berebut mendapatkannya, tapi bagi Lily untuk apa kalau dirinya yang pakaipun akan tetap kebesaran.
"Sekarang perkenalkan asisten saya Profesor Snape," Lily ikut menoleh untuk melihatnya. Profesor Snape datang dengan wajah biasa dan tenang. Lily suka sifatnya, "Kalian tidak usah khawatir guru ramuan kalian akan baik-baik saja."
"Kukira Anda yang seharusnya dikhawatirkan, Profesor Lockhart," Lily memandang duel antara dua guru Hogwarts itu, belum lama kemudian Severus berhasil memberikan mantra yang membuatnya terpental agak jauh.
"Dia nggak papa tuh?" tanya Hermione khawatir.
"Nggak tau, kurasa dia kenapa-kenapa," balas Lily.
"Demo yang bagus, Profesor Snape, tapi saya bilang yang mau kamu lakukan tadi jelas sekali. Kalau aku mau menghentikan pasti mudah."
"Usul yang bagus, Profesor Snape. Yang mau maju silahkan. Potter, Weasley, bagaimana?" Lockhart menunjuk dua anak Gryffindor itu. Tapi saat Lily melihat Harry dan Ron akan naik, Severus bergumam sesuatu dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Malfoy In Love With a Weasley
Fanfiction[Draco Malfoy Fanfiction] Lilianne Weasley (Lily), perempuan kedua yang lahir di keluarga Weasley. Kembaran Ginny dan yang paling muda di antara mereka. Seorang Weasley yang sering dipandang rendah oleh penyihir terhormat mampu menarik perhatian dan...