𝙳𝚎𝚊𝚝𝚑𝚕𝚢 𝙷𝚊𝚕𝚕𝚘𝚠 - 1

3.2K 442 19
                                    

-Unexpected Sender-

"Lily! Kakakmu datang!" kata Molly dari bawah, Lily menutup bukunya dan segera turun dari atas kasur. Sebelum melewati pintu, Ginny sudah masuk ke kamarnya dengan wajah kesal.

"Ah, gadis itu lagi," katanya sebal. Lily memandangnya bingung, antara menyambut Bill atau menanyai Ginny yang kini duduk di atas kasur. Dan hatinya memilih Ginny.

"Siapa yang kamu maksud, Ginny?" tanya Lily ikut duduk di sampingnya.

"Fleur, siapa lagi yang akan datang dengan Bill kalau bukan dia?" kata Ginny, Lily mengangguk-angguk paham. Tiga perempuan di keluarga Weasley memang tidak setuju kalau Bill selalu dekat-dekat dengan Fleur, tapi ketika Lily melihat binar jatuh cinta pada keduanya. Sepertinya Lily berubah pikiran, dia berdiri dan keluar dari kamarnya. Dari arah tangga dia mengintip ke bawah, Fred dan George juga baru datang membuatnya tambah senang.

"Georgie!" pekiknya senang, tentu saja membuat beberapa orang di bawah terkejut dan langsung menoleh ke atas juga mengikuti Lily yang berlari cepat sekali dari atas hingga ke bawah dan memeluk Fred juga George bersamaan.

"Aa, Our little sister sudah rindu rupanya," kata Fred ketika dia membalas pelukan Lily. Melepasnya lalu mengacak rambut adiknya pelan.

"Hampir satu tahun aku tidak bertemu kalian, bagaimana bisa aku tidak rindu," kata Lily dengan wajah kesal. Mereka bertiga segera duduk di meja makan untuk berbincang lebih dalam.

"Apa yang mau kamu ceritakan padaku, Lily?" tanya George, Lily mengintip ke arah ruang tamu. Beberapa orang sudah pergi, Molly tidak di dapur dan hanya mereka bertiga di lantai dasar.

"Soal sahabat laki-lakimu, yang Slytherin," kata Fred menimpali. Mereka berdua menatap Lily dalam.

"Eummm, Fred, George, kurasa aku bukan ingin membicarakan soal itu, aku mau bilang soal ujian OWL-ku," kata Lily dengan pandangan heran, kenapa mereka berdua ingin tau soal Wezen?

"Oh, kalau soal itu kami tidak mau membahasnya, memangnya kamu tidak mau bekerja di toko sukses kami?" kata Fred membalas. Lily menghembuskan nafasnya kasar, kesal juga menghadapi mereka ini.

"Kami akan mendengarkan kalau yang kamu ceritakan itu tentang sahabatmu yang Slytherin atau soal Malfoy," kata George menambahi. Sekarang Lily memutar badannya agar tidak melihat ke arah mereka berdua.

"Little sister kita tidak mau bicara, George. Lebih baik kita pergi saja," kata Fred dan Lily mendengar suara mereka nulai beranjak tapi dia membuka suara.

"Dia pelahap maut," kata Lily.

"Apa?!" kaget keduanya, eh, bukan hanya dua suara yang Lily dengar. Tapi tiga. Saat Lily berbalik, dia sudah melihat Molly ada di ruangan yang sama.

"Oh my god, it can't be good," gumamnya lirih. Ibunya mendengar tadi dan itu memang akan jadi hal buruk.

"Apa yang membuatnya memutuskan menjadi-maksudku bergabung dengan mereka?" tanya Molly dengan wajah penuh introgasinya. Lily memberikan senyum supaya Molly tidak marah padanya.

"Bukannya tidak tau, Mum, tapi aku takut dia tidak akan suka berita ini sampai pada kalian," kata Lily dengan hati-hati.

"Dia memutuskan bergabung dengan mereka, itu sebabnya dia harus menerima risiko kalau anak lima belas tahun bergabung dengan kelompok kegelapan," celetuk Arthur yang baru masuk, Lily tambah terkejut melihat kedatangannya. Sekarang ada lima orang yang menatapnya meminta penjelasan.

"Oh astaga, kenapa semuanya jadi ikut bergabung?" kata Lily ketika semua yang ada di rumah itu juga ikut bergabung untuk mendengarkan ceritanya. Termasuk Ginny juga.

When Malfoy In Love With a WeasleyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang