KECELAKAAN

25.1K 885 39
                                    

"Ciiiiiitttt.... BRAKKK!!!"

Tubuhnya terpental saat sebuah mobil tiba tiba menabraknya.
Tubuhnya terguling beberapa kali sampai akhirnya tubuh yang terpental itu menabrak sebuah tiang lampu di taman kecil di tengah perempatan jalan.

Mobil yang menabraknya itu hanya berhenti beberapa detik saja. Hingga sang pengemudi memutuskan untuk pergi dari tempat kejadian kecelakaan.
Pergi begitu saja. Meninggalkan sang korban yang tergolek lemah di pinggir jalan.

Si korban menahan segala rasa sakit di sekujur tubuhnya. Bagian dagunya sobek akibat tergores aspal.
Beberapa bagian di tangan dan kakinya timbul luka menganga. Memunculkan warna merah. Dan semakin jelas jika itu adalah darah.

Darah mulai mengalir dari bagian kepala tanpa henti.
Ia merasa kakinya seperti terbalik ke arah belakang. Tangannya tak mampu ia gerakkan. Punggungnya terasa remuk.
Sangat menyiksa.

Angin bertiup semilir menerpa wajahnya yang pucat, menerbangkan beberapa helai dedaunan kering.
Langit pun mulai mendung. Beberapa orang mulai mengerumuninya. Itu hal terakhir yang ia lihat dengan pandangannya yang kabur.
Hingga akhirnya ia benar benar memejamkan mata.

*****

"Pelan pelan, turunkan pelan pelan" ucap seorang perawat saat ambulance yang membawa korban kecelakan itu sampai di rumah sakit.

Beberapa perawat keluar membawa sebuah brangkar. Dengan hati hati mereka mengangkat tubuh si korban ke brangkar dan membawanya ke dalam.

Dibelakang mereka, tampak sepasang suami istri yang menangis. Sangat jelas jika mereka ketakutan.
Si suami berusaha menenangkan sang istri. Meski sebenarnya ia sendiri merasa terpukul dengan kondisi anaknya.

"Tolong... Selamatkan anak kami, selamatkan dia.." ucap sang istri dengan terisak pada seorang perawat.

"Lakukan apapun untuk anak kami" kata sang suami. Mereka terus memohon.

"Kami akan melakukan apapun yang kami bisa. Kami akan melakukan yang terbaik. Silahkan bapak dan ibu tunggu diluar" ucap sang perawat.

Seorang dokter muda terlihat menatap kedua orang yang menangis itu.

"Apa ada pasien baru disini? Aku belum pernah melihat mereka sebelumnya?" tanya nya pada perawat yang berjalan disampingnya.

"Benar dok. Saat dokter ada urusan dengan dokter Surya tadi, ada korban kecelakaan dilarikan kesini" jawab sang perawat.

"Kecelakaan? Seperti apa? Apakah tabrak lari? Jika benar, Kejam sekali orang itu!" ia terlihat kesal dengan kelakuan si penabrak.

"Benar dok, tabrak lari. Korbannya seorang murid SMA. Kondisinya mengenaskan sekali" si perawat bergidik.

"Aku harap dia bisa selamat" ucap sang dokter.

Lalu mereka meneruskan langkahnya.

****

Seorang dokter keluar dari sebuah ruangan. Menemui dua orang yang duduk didepan ruangan itu.

"Bagaimana keadaan anak kami dok?" tanya sang suami.

Sebelum si dokter sempat menjawab, sang istri menyela.

"Anda harus menyelamatkan anak kami dok. Dia harus kembali pada kami" ucap sang istri dengan terisak.
Sang suami kembali menenangkan istrinya.

"Tentu bu. Kami akan bertanggung jawab pada pasien. Kami akan berusaha sebaik mungkin" si dokter menghela nafas dan melanjutkan pembicaraannya.

"Jadi begini. Pasien belum sadarkan diri.kaki kanannya retak.
Dan benturan di kepalanya sangat keras. Hingga pasien mengalami pendarahan. Jadi kami akan melakukan operasi. Apa bapak dan ibu mengizinkan?" tanya sang dokter.

"Apapun yang terbaik untuk anak kami, lakukanlah dok" ucap sang suami.

Setelah ada persetujuan dari orang tua pasien, dan menerima tanda tangan dari sang bapak. Dokter itu pun segera mempersiapkan segala keperluan operasi.

Bersambung

MENCINTAI REKKAN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang