GUNLER KACIRILDI

3.8K 286 43
                                    


GUNLER KACIRILDI

HARI YANG TERLEWATI

_

Semakin lama Dokter Anita dan Rekkan pun semakin dekat. Tak jarang juga mereka menghabiskan waktu bersama.

Benar benar tak terasa, hari yang terlewati selama ini membuat Dokter  Anita semakin terlena. Ingin selalu berada bersama Rekkan. Meski ia tahu, ada Anna sebagai musuh terbesarnya.

****

Dokter Anita nampak sedang menelepon seseorang sekarang. Ia berada di ruangannya sore ini dan sebentar lagi akan pulang.

"Rekkan, saya boleh minta tolong?" Tanya Dokter Anita.

Ternyata ia tengah menelepon Rekkan sekarang.

"Boleh. Minta tolong apa?" Jawab Rekkan di seberang telepon.

"Emm bisa tolong jemput saya nggak? Tapi... Tapi kalau nggak bisa juga gapapa. Saya bisa pesan taksi online kok" ucap Dokter Anita.

"Elah si dokter, belum juga saya jawab. Emang dokter nggak bawa mobil?" Tanya Rekkan.

"Itu... apa, mobil saya di bengkel. Tadi bannya kempes" jawab Dokter Anita.

"Oh gitu. Terus dokter pulangnya jam berapa?" Tanya Rekkan.

"Setengah jam lagi saya pulang. Ini masih di rumah sakit" jawab Dokter Anita.

"Oh ya udah, kalau gitu saya siap siap dulu. Takut kesorean" ucap Rekkan.

Rekkan yang tadinya tiduran di sofa kini sudah beranjak duduk.

"Emangnya kamu lagi nggak sibuk? Takutnya nanti ngerepotin" tanya Dokter Anita.

"Nggak dok, saya juga lagi santai kok" jawab Rekkan.

"Emang kamu nggak latihan bulutangkis dulu? Kadang pulang sekolah sampai sore kan?" Tanya Dokter Anita.

"Hari ini nggak ada latihan. Jadi udah pulang dari jam 2.
Ya udah, dokter tunggu disana. Saya siap siap sekarang" ucap Rekkan.

Setelah mematikan sambungan telepon, Rekkan pun beranjak mengambil jaket dan kunci motornya. Lalu pamit pada ibunya yang sedang duduk membaca majalah.

"Mau kemana nak?" Tanya Bu Andhini saat melihat Rekkan mendekat.

"Mau keluar bentar Bu, ada urusan mendadak" jawab Rekkan seraya duduk memakai sepatunya.

"Ya udah, tapi sebelum Maghrib kamu harus nyampe rumah" ucap BU Andhini.

"Ya Bu"

Rekkan lalu keluar, dan pergi ke rumah sakit menaiki PCX nya.

****

Di lain tempat, di ruangannya, Dokter Anita nampak sangat sumringah sekarang. Berkali kali ia mengatakan YES! YES!.
Ah, sepertinya ia benar benar sedang gembira sekarang.
Ia terus saja tersenyum sejak tadi.

Lalu, seseorang pun masuk ke ruangannya membuat Dokter Anita gelagapan takut aksi konyolnya tadi ketahuan.
Ia buru buru memperbaiki sikapnya agar terlihat biasa saja.

"Gue tungguin dari tadi Ta. Jam pulang udah lewat masih disini aja loe. Yuk pulang, tapi gue nebeng ya" ucap Della yang tiba tiba saja masuk ke ruangan Dokter Anita.

"Nggak usah nggak usah! Loe nggak usah nebeng gue!" Seru Dokter Anita.

"Astaganaga! Loe tega bener ama sohib sendiri Ta! Nggak nyangka gue!" Seru Della tak percaya.

"Bukan gitu maksud gue. Loe hari ini nggak perlu nebeng. Loe bawa aja mobil gue. Nih kuncinya, udah Sono pulang pulang pulang!" Seru Dokter Anita seraya menyerahkan kunci mobilnya.

MENCINTAI REKKAN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang