BIRAKTIGIN YERDEYIM HALA
AKU MASIH DIMANA KAU PERGI
****
Anna berjalan bersama Farhan masuk ke sebuah kafe untuk menemui seorang klien dari Mexico. Mereka akan membahas kerjasama yang baru saja mereka jalin.
Sebenarnya klien itu juga telah mengenal perusahaan Anna sejak lama, karena klien itu merupakan kolega dari papanya, Peregrin Laguardia.Sebenarnya ini adalah hari Minggu, hari seharusnya Anna bermalas malasan dirumah. Tapi jika dirumah ia akan selalu teringat Rekkan. Itu selalu saja membuatnya jengah.
Bukan, bukan ia membenci Rekkan. Lebih tepatnya, ia kecewa karena kebohongan anak itu.
Rindu? Sudah pasti.
Hanya saja ia masih belum ingin menemui anak itu. Lagi pun Rekkan juga sama sekali tak menghubunginya. Membuatnya semakin uring uringan.Maka ia lebih memilih mengatur jadwal pertemuan itu di hari Minggu. Ia mengajak serta orang kepercayaannya, Farhan.
Ia tidak peduli jika waktu istirahat Farhan terganggu. Karena ia tahu, Farhan tidak akan pernah berani menolaknya.
Kejam?
Ya, ia memang sedang dalam mode kejam sekarang.Farhan dan Anna menghampiri dua orang laki laki tambun berkemeja putih dan biru. Ah tidak, sebenarnya yang tambun hanya satu. Yang satunya tak terlalu. Tapi malah mirip dengan penyanyi Latin berkulit eksotis, DESCEMER BUENO.
Diantara sekian banyak orang di kafe itu, jelas dua lelaki Latin itu paling menonjol.Kedua nya menyapa dengan ramah saat Anna dan Farhan datang.
Mereka berbicara menggunakan bahasa Spanyol saat bicara dengan Anna.
Dan Anna semakin sibuk karena harus menerjamahkannya pada Farhan yang tidak paham.
Ah, padahal ia bosnya, tapi kenapa malah ia jadi penerjemah juga?Saat sedang serius seriusnya mereka berempat mendiskusikan pekerjaan, tiba tiba saja terdengar sebuah gelas terjatuh. Membuat orang orang disana menoleh ke asal suara.
Farhan ikut menoleh. Dan dengan jelas ia melihat Rekkan berjongkok membantu seorang perempuan dewasa yang mengumpulkan pecahan gelas dilantai. Sementara dua orang pelayan kafe mulai datang.
Farhan mencoba mengingat ingat siapa perempuan yang bersama Rekkan itu. Karena ia merasa pernah melihatnya. Tapi dimana ya?
Farhan menoleh kearah bosnya yang masih sibuk mengetik sesuatu di laptopnya. Ia sedikit lega, untung saja Anna tidak ikut menoleh. Jika Anna melihatnya pasti akan mempengaruhi mood bosnya itu.
Sebab ia ingat sekarang, perempuan dewasa yang bersama Rekkan itu adalah seorang dokter yang pernah ia lihat saat dirumah sakit.
Saat ia membawa Anna yang pingsan. Ia tahu, perempuan itu adalah perempuan yang tengah dekat dengan Rekkan. Orang yang membuat bosnya cemburu parah."Ada apa sih Han? Kok kayak ada suara gelas pecah?"
Anna bertanya pada Farhan. Tapi matanya masih fokus pada layar didepannya.
"Bukan apa apa. Cuma kecerobohan seorang pelanggan" jawab Farhan. Jelas ia menghindari pertanyaan dari bosnya.
Anna yang sudah selesai dengan kesibukannya malah menoleh.
Melihat dua orang yang masih sibuk memunguti pecahan gelas itu.Farhan dengan jelas melihat perubahan diwajah bosnya itu.
Kesenduan serta rasa cemburu terlihat jelas dari kedua matanya.
Farhan merasa khawatir, mengingat hubungan bosnya dan adiknya itu sedang tidak baik.Anna membuang pandangannya. Matanya terlihat berkaca kaca. Ia telah lama tak berhubungan dengan Rekkan. Ia berharap anak itu akan menyadari salahnya. Merengek meminta maaf. Membujuknya dengan rayuan rayuan receh agar ia tak marah lagi.
Namun nyatanya berbeda. Yang diharapkan tak kunjung datang.
Anak itu malah semakin saja dekat dengan rivalnya.